Lihat ke Halaman Asli

Nahariyha Dewiwiddie

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pembelajar

Apa Kabar, Sayako Kuroda?

Diperbarui: 18 April 2016   01:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepuluh tahun yang lalu, beberapa hari sebelum pernikahannya yang jatuh tanggal 15 November 2005, Putri Sayako pamit dan bersiap untuk meninggalkan Istana Kekaisaran yang telah menjadi rumahnya selama 36 tahun lamanya. Beliau akan menyandang statusnya sebagai Nyonya Kuroda, menyusul pernikahannya dengan Yoshiki Kuroda, pegawai tata kota pemerintahan Tokyo, yang akan digelar dengan upacara agama Shinto di Hotel Imperial—yang tak ada kaitannya dengan keluarga Kekaisaran.

Pesan-pesan kedua orang tua kepada Putri Nori—gelar Putri Sayako semasa kecil—telah menghantarkan dia terbang lepas landas, bagaikan burung sebagai inspirasinya sewaktu menjadi periset di Institut Yamashina.

Ayahnya, Kaisar Akihito memintanya untuk menghormati suami serta mempertahankan nilai yang telah didapat oleh putrinya, sedangkan Ibunya, Permaisuri Michiko berharap anak bungsunya ini menjadi anggota masyarakat yang baik.

Kini, satu dekade berlalu, apa kabar Sayako Kuroda? Di usia ke-47 ini, semoga beliau dalam keadaan baik-baik saja.

Awal Kehidupan dan Pendidikannya

Terlahir tanggal 18 April 1969 di Istana Terpisah Aoyama, sebagai anak ketiga Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko (waktu itu mereka berstatus Putra Mahkota dan Putri Mahkota), bayi yang baru lahir ini langsung diberikan nama sebagai Sayako dan gelarnya adalah Nori no Miya atau Putri Nori, oleh kakeknya Kaisar Hirohito. Tak seperti putra-putri kaisar sebelumnya yang pengasuhannya dipisah dari ayah ibunya, pengasuhan Putri Sayako ini berada dalam satu atap (baca: istana), bersama ayah-ibu dan kedua kakak laki-lakinya.

Meski demikian, bukan berarti beliau bersikap manja. Itu dikarenakan Putri Mahkota Michiko yang memegang kendali urusan rumah tangganya—waktu itu, membiasakannya untuk memasak dan mencuci. Tak heran, pada saat menjalani kehidupannya sebagai rakyat jelata, beliau telah membiasakan melakukan tugas-tugas rumah tangganya itu.

Beliau menempuh pendidikannya dasar dan menegahnya di Gakushuin, serta melanjutkan kuliahnya di Jurusan Sastra dan Bahasa Jepang, Fakultas Sastra di Universitas Gakushuin hingga lulus tahun 1992.

Kegiatan, Minat dan Tugasnya Sebagai Putri Kekaisaran

Setelah lulus kuliah, beliau langsung bergabung di Institut Ornitologi Yamashina, Prefektur Chiba dan melakukan risetnya sebagai peneliti dan periset burung paruh waktu di sekitar Istana Kekaisaran maupun Istana Akasaka. Hasil risetnya ini ditulisnya dalam artikel-artikel ilmiahnya tentang burung. Bahkan, beliau melengkapinya di ensiklopedia hewan terbitan tahun 1997.

Kesibukan yang dijalaninya sebagai periset tentang burung tak menghalanginya untuk melakukan tugas kenegaraannya. Semenjak Putri Sayako menginjak usia dewasa, beliau dengan senyumnya yang menghipnotis rakyat Jepang—melayani masyarakat pada berbagai acara-acara lokal, misalnya menyempatkan diri berbicara di hadapan masyarakat pada acara-acara sosial. Bahkan beliau sangat menaruh perhatian pada penyandang disabilitas, terutama tunanetra, pada pelatihan anjng pemandu yang diperuntukkan untuk mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline