Lihat ke Halaman Asli

Nahariyha Dewiwiddie

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pembelajar

Percakapan Tiga Benda Langit

Diperbarui: 9 Maret 2016   02:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber gambar: merdeka.com"][/caption]Kala hari telah memasuki pintu gerbang barunya,
Bulan hendak bertemu Bumi, tak biasanya,
karena keduanya bercumbu pada gelapnya malam.

Matahari sedang naik di sisi timurnya, menyambut pagi,
membangkitkan semesta yang mati sementara waktu
sementara Bulan terus mengejar cepat
karena rindunya ingin bertemu Bumi
jadilah ketiganya saling berhadapan,
di lintasan angkasa

Wajah bumi yang terang,
sementara mendadak padam,
seperti senja menjelang hingga malam,
remang-remang sampai gelap gulita

Kala Bulan menghadap Bumi,
dia ingin menyampaikan salam rindu, padanya
namun Bumi menjawab:
“Wahai Bulan, kekasihku, 
mengapa engkau datang mendadak?
Mengapa kau menghalangi urusan ibuku, Matahari?”

“Wahai Bumi, belahan jiwaku, 
aku diutus Tuhan untuk penghuni di atasmu,
beri aku kesempatan pada mereka, tuk melihatnya!
bukankah aku akan mendatangimu pada waktu khusus ini,
tidak setiap tahun?” 
Bulan telah membuka alasannya,
tuk merindukan Bumi di waktu pagi ini.

Matahari dengan lembutnya berkata:
“Biarlah Bumi, anakku,
aku relakan sebagian waktuku padanya,
untuk berjumpa denganmu,
meski hanya satu hingga dua jam saja!”

Selepas itu, Bulan pun berpisah,
mengucapkan selamat tinggal pada Matahari dan Bumi,
dan mengharap berjumpa dengan planet biru kelak,
bila malam akan datang lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline