Lihat ke Halaman Asli

Nahariyha Dewiwiddie

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pembelajar

Para Artis, Masyarakat dan Stasiun TV Seharusnya Berhenti Menghina Profesi Orang Lain!

Diperbarui: 10 September 2016   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Lagi! Penghinaan terhadap profesi kembali terjadi di Tanah Air. Jika sebelumnya terjadi kekerasan terhadap profesi tertentu lewat kekerasan yang dilakukan oleh oknum warga, kini penghinaan tersebut kembali terjadi, lewat metode yang berbeda.

1 November lalu, tanggal pada saat acara Happy Show disiarkan Trans TV, ditemukan pelanggaran yang menyebabkan stasiun TV tersebut ditegur KPI. Penyebabnya jelas, dua pembawa acara berdialog dengan menyebut profesi wartawan, yang dianggap melecehkan. Dalam hal ini, KPI menganggap ucapan tersebut menyinggung masyarakat yang menekuni profesi tertentu, demikianlah seperti dilansir dari situs KPI.

Nah, sebaiknya, dengan teguran ini, para artis dan pihak stasiun TV seharusnya bisa berkaca, bisagak sih, menghormati profesi yang dianggap berjasa dalam kemajuan stasiun TV, juga semua profesi-profesi lainnya?

Kasus kekerasan yang terjadi pada akhir-akhir ini, memang membuktikan hukum di Indonesia masih lemah untuk melindungi profesi tertentu, terutama para wartawan, walaupun stasiun TV sebenarnya telah melakukan yang terbaik untuk menghargai profesi para wartawan, karena para wartawan itu bagian dari karyawan pihak stasiun TV.

Padahal, para wartawan telah berjasa untuk menyampaikan informasi pada sebuah stasiun televisi, sehingga berita yang disampaikan menjadi aktual. Coba aja tanpa kehadiran mereka, kita tidak bisa mengetahui situasi politik dan hal-hal lainnya di seluruh Indonesia, bukan? Karena itulah, dengan mengetahui profesi itulah, stasiun TV tidak seenaknya menghina profesi para wartawan. Walaupun belum melakukannya, cukuplah sebagai peringatan.

Menyangkut ucapan salah satu artis yang mengatakan “wartawan mata duitan”, inilah yang menurut saya tidak pantas. Bukannya, pada running text di beberapa stasiun televisi swasta yang pernah ditayangkan, “wartawan dilarang menerima atau meminta imbalan dari narasumber”? Semua ini dilakukan agar para wartawan tetap profesional dan independen dalam menjalankan tugasnya, iya kan?

Selain wartawan, serendah-rendahnya profesi apapun, stasiun TV, para artis, juga masyarakat jangan menghinanya! Karena profesi yang dijalani seseorang itu, adalah jalan untuk meraih rezeki. Karena rezeki itulah, seseorang bisa bertahan hidup di dunia ini dengan penuh rasa syukur. Kalau rezeki aja tidak pantas untuk dilecehkan, apalagi profesi, iya gak?

Nah, tidak hanya pihak stasiun TV yang harus tahu. Para artis dan masyarakat harus memahami etika, sopan santun dalam bermasyarakat serta memahami profesi agar meminimalisir ucapan yang menghina orang lain, juga profesi yang dijalani, walaupun sebenarnya masyarakat dan artis punya hak untuk menjaga privasi dalam memberitahukan informasi yang dianggap perlu kepada wartawan, dan wartawan punya hak juga untuk mengakses informasi. Bukankah kita mengetahui kabar selebritas dan berita daerah karena peran wartawan di dalamnya? Dan secara tidak langsung, kita mendapatkan teladan dari kehidupan para artis.

Permintaan artis yang berbuat kesalahan dan melukai hati orang lain, apalagi orang lain yang menjalankan profesi, bagi saya tidaklah cukup. Seperti yang telah dijelaskan pada artikel ini, hendaknya para artis dapat menjaga sikapnya kepada khalayak. Karena apa yang diucapkan dan diperbuat oleh para artis, bukan tidak mungkin oleh ditiru oleh masyarakat.

Demikianlah, semoga semua pihak bisa mengambil pelajaran. Salam Kompasiana!

Referensi dan sumber berita: viva.co.id, kapanlagi.com| Sumber gambar: http://www.lampost.co




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline