Lihat ke Halaman Asli

Nahariyha Dewiwiddie

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pembelajar

Kepada Para Kompasianer

Diperbarui: 9 Agustus 2016   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kepada: Para Kompasianer

Halo teman-teman Kompasianer dimanapun berada!

Aku senang kembali bersua di surat terbuka ini. Berkenalan dengan kalian dari seluruh nusantara dan di luar negeri. Oiya, di musim panas dan kering ini, aku akan memperkenalkan diri.

Kenalkan, akulah Kompasianer pembelajar. Pembelajar tentang banyak hal. Sejak tercatat sebagai warga di kampung Kompasiana, ada hal-hal baru yang aku rasakan. Berapa? Banyaak...

Terus terang, aku menulis, bercengrama, dan menilai tulisan-tulisan kalian. Saya melakukan hal itu semua karena semata-mata aku ingin berguru kepada kalian. Ya, kalian semua adalah guru penaku. Guru yang tak pelit untuk berbagi. Berbagi pelita dan membuka jendela dunia untukku, sehingga diriku jadi tahu...

Namun secara tak sadar, aku terbawa arus misi berbagi dan berinteraksi. Aku merasa diuntungkan. Di artikelku, kalian menyambutku dengan hangat lewat vote dan komentar. Tanpa dukungan kalian semua, tulisanku jadi tak bernilai dan tidak ditempatkan di Nilai Tertinggi.

Berkat tulisan kalian, cakrawala akalku jadi terbuka dengan catatan perjalanan hidup yang sedang kalian tempuh. Aku tahu keberadaan dan kabar kalian di gunung, laut, sungai, di perbatasan, di perdalaman, dan di sudut-sudut dunia. Kalian telah banyak menghadiahkan kata-kata baru yang sangat berguna untukku, bermain kata dan merangkainya lewat tulisan. Lewat tulisan, aku berbicara tentang banyak hal kepada seluruh dunia.

Lewat rangkaian kata-kata kalian, aku dapat hikmah dan inspirasi baru. Inspirasi untuk terus membuahkan tulisan-tulisan baru. Masih ingat bukan, karya penaku tentang ilmu menulis. Ini semua terlahir berkat kebaikan yang terkandung pada kata-kata kalian!

Berkat buah pena kalian pula, aku bisa bangkit menekuni passion lamaku, berpuisi. Menceritakan perasaan yang kupendam lewat kata-kata indah. Dahulu, aku sempat angkat tangan dalam dunia fiksi di kampung Kompasiana. Tapi berkat puisi-puisi kalian, saya diberikan energi tuk berpuisi lagi dan ada satu puisi saya yang menduduki tahta yang terhormat di kolom Headline.

Teman-teman, aku sadar dengan kurangnya cahaya pengetahuan dan apa yang saya rasakan semasa hidupku. Aku memang bodoh. Ratusan karya tulisku dengan 58 tulisan utama dan 135 artikel pilihan masih belum seberapa, dibandingkan dengan jumlah karya kalian yang lebih jauh berharga dibanding tulisanku. Aku merasa belum layak naik tingkat; berkasta biru. Aku hanyalah jebolan dari bangku sekolah dan bukan termasuk golongan ahli. Aku harus terus banyak menimba pelajaran dari kalian semua.

Sebulan yang lalu, aku menulis artikel tentang keajaiban berkompasiana. Ternyata, aku lupa menyertakan peran kalian dalam membuat karyaku di Kompasiana. Karena itulah, aku memohon maaf yang sebesar-besarnya...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline