Lihat ke Halaman Asli

Nahariyha Dewiwiddie

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pembelajar

Kemanakah Iklan Buku di Televisi?

Diperbarui: 26 November 2016   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

142978851878739141

Hari Buku Sedunia yang jatuh pada hari ini telah menyadarkan kita bahwasanya buku adalah benda yang membawa kita 'berjelajah' di mana-mana karena ilmu yang dituliskannya. Dengan buku, kita akan menambah pengetahuan dan wawasan, serta memperkaya kosakata karena buku adalah sumber ilmu dan bukti adanya literasi.

Salah satu faktor kesuksesan penjualan produk adalah adanya promosi. Tak heran, iklan hadir dimana-mana, dalam bentuk poster, media massa, maupun di internet. Yang paling luas pengaruhnya adalah televisi, karena televisi adalah alat komunikasi paling populer yang kebanyakan masyarakat Indonesia memiliki benda yang satu ini, sebagai media untuk menghibur serta melepas lelah.

Dengan iklan di televisi, yang dihadirkan pada saat jeda iklan suatu acara televisi, pemirsa dapat mengenali produk yang sedang dipromosikan, dan mendorong masyarakat untuk membeli produk tersebut. Dengan demikian, iklan dapat 'menjembatani' antara produsen dan konsumen.

Beberapa bulan yang lalu, selain iklan tentang pensil ujian untuk komputer, ada iklan buku soal-soal latihan UN untuk anak SD yang diterbitkan di salah satu penerbit besar di Jakarta, pada salah satu stasiun televisi. Dengan berlatih soal-soal pada buku tersebut, akan lulus UN dan masuk SMP Favorit. Bahkan, pernah juga ada promosi acara bazar buku di Jakarta, yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi. Memang, suatu langkah yang sangat jitu mengingat minat baca di Indonesia masih sangat rendah.

Namun, iklan tersebut perlahan 'menghilang' di televisi. Ada apa gerangan? Apakah promosinya yang menyebabkan kurang tertarik karena faktor harga dan sebagainya, atau ada hal-hal lain seperti kreativitas suatu iklan? Entahlah. Yang pasti, iklan yang berbau pendidikan sudah jarang muncul di televisi, bahkan jumlah iklan buku dan alat tulis kalah jauh dengan tablet dan gadget yang sedang booming saat ini. Sebaliknya, makanan, minuman, sepatu dan sandal, sampai produk khusus dewasa, masih mendominasi pada iklan televisi Indonesia.

Belajar Promosi Buku di Luar Negeri

Jika kita melihat dari negara Jepang, buku adalah salah satu benda yang digemari oleh masyarakat di Negeri Sakura tersebut. Tak heran, jika iklan buku masih tayang di stasiun televisi Jepang. Bahkan, promosi buku terbaru sampai melibatkan para artis di sana, karena mereka banyak yang memiliki hobi membaca.

Dengan kreativitas dan promosi yang menarik, para artis tersebut menampilkan buku terbaru. Jika tertarik, mereka biasanya langsung memesan buku tersebut. Suatu langkah yang sangat membantu masyarakat Jepang dalam menggalakan budaya membaca di negara mereka.

Coba bandingkan dengan di Indonesia! Jarang sekali promosi-promosi buku dan toko buku bertebaran di iklan televisi di negeri ini. Jika sebuah iklan di supermarket saja memberikan diskon dengan penyajian iklan yang menarik, seharusnya buku dan toko buku juga melakukan hal yang sama, terutama cara promosikan buku yang  menarik untuk anak-anak. Begitu juga desain iklan yang disesuaikan dengan kemajuan zaman, kemasan yang mendidik masyarakat, kata-kata motivasi supaya kita terpacu untuk gemar membaca, didukung oleh para artis yang suka membaca.

Dulu waktu kita masih bersekolah, kita teringat iklan pendidikan tentang pentingnya membaca, dimana Titiek Puspa menjadi bintang iklan yang disiarkan oleh stasiun TV Edukasi pada era 2000-an, namun sekarang iklan tersebut tidak ditayangkan lagi. Tentunya pembuatan iklan tentang buku harus disertai dengan harga buku semakin terjangkau masyarakat, agar setelah 'capek-capeknya' berpromosi lewat iklan dengan biaya iklan yang tinggi, masyarakat akan puas dan segera tertarik untuk membeli buku.

Memang, kemajuan suatu negara mempengaruhi kualitas di segala bidang, termasuk acara televisi dengan iklannya. Dan hal ini telah terjadi di Indonesia yang minat bacanya sangat rendah. Kita hanya bisa berharap dengan iklan buku, dengan kemasan menarik yang kembali mendapatan porsi di iklan televisi, sehingga perlahan tapi pasti, minat baca di Indonesia akan semakin meningkat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline