Lihat ke Halaman Asli

Nahariyha Dewiwiddie

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pembelajar

Di Antara Dunia Artis dan Dunia Dubbing

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14277927891159426650

Kamis (19/3) lalu, film terbaru Paddle Pop yang berjudul Petualangan Singa Pemberani Magilika, diputar di bioskop-bioskop di Indonesia. Film tersebut menceritakan seorang singa bernama Paddle Pop dalam menghadapi kejahatan dari musuh-musuhnya. Yang lebih istimewanya lagi, diantara pengisi suara (dubber) yang mengisi film kartun tersebut, terdapat dua dubber yang juga merupakan pesohor di negeri ini. Pemeran Paddle Pop diisi oleh Giring 'Nidji' dan Liona, diperankan oleh Putri Titian.

Namun, di Jepang, para dubber, terutama dubber-dubber anime (disebut seiyuu) adalah elemen penting dalam menghidupkan karakter-karakter, baik pada film dan serial anime maupun film-film umum lainnya, baik film lokal maupun film asing. Bahkan, keberadaan seiyuu sudah disejajarkan dengan penyanyi, musisi, aktor dan sebagainya, karena anime sudah mendarah daging pada kebudayaan Jepang. Jangan heran jika ada berita-berita seiyuu di Jepang yang ditulis pada situs berita anime, seperti kabar pernikahan seorang seiyuu, karena seiyuu di Jepang adalah bagian dari tarento, sebutan untuk pesohor Jepang yang memiliki bakat tertentu.

Bahkan, dalam pengisian suara film anime di Jepang (juga di negara lain), misalnya film Doraemon, seringkali melibatkan para artis dalam mengisi karakter yang terdapat pada film tersebut. Sebut saja Johnny Young Bosh, pemeran Power Rangers yang mengisi suara Noby (versi Inggris dari Nobita) dalam serial dan film Doraemon versi bahasa Inggris. Ada juga duo komedian Jepang, COWCOW, yang beranggotakan Yoshi Yamada dan Kenji Tada, sewaktu mengisi suara di Film Doraemon: New Nobita's Great Demon ~Peko and The Exploration Party of Five~, sebagai Bernard dan Bullteri.

[caption id="attachment_406829" align="aligncenter" width="600" caption="COWCOW (http://japanesestation.com)"][/caption]

Tidak hanya itu, para seiyuu di Jepang juga merangkap jadi penyanyi! Selain memiliki suara karakter yang khas, suara emasnya juga terdapat pada setiap seiyuu. Yui Horie dan Emi Nitta adalah contoh dari seiyuu yang juga berprofesi menjadi penyanyi, bahkan mereka sudah mengeluarkan beberapa album.

Lantas, bagaimanakah dengan di Indonesia? Seingkali dunia dubbing dan dunia kerartisan itu berbeda, serta para dubber di Indonesia pada umumnya adalah 'orang biasa' dan tidak bisa disamakan oleh para artis, meskipun sama-sama bekerja di bidang hiburan, dan para artis dan dubber yang mengisi peran dalam film maupun serial harus memiliki kemampuan khusus, misalnya bakat menyanyi, akting, maupun suara karakter yang khas. Padahal, keduanya berjasa dalam menghasilkan karya film, serial, maupun sinetron buatan dalam negeri dan mengalihbahasakan suara dari film dan serial asing, baik kartun maupun drama, serta mengisi karakter film kartun lokal menjadi 'bercita rasa' Indonesia, sehingga penonton lebih mudah dalam menikmati sebuah film, meskipun ada juga beberapa orang yang lebih nyaman menikmati film dengan bahasa aslinya, dilengkapi dengan subtitle.

Namun, karena lingkup kerja dari artis, misalnya penyanyi dan pemain film yang cenderung berada di luar, dan wajahnya langsung terlihat ke publik serta menunjukkan kemampuannya secara langsung dibanding para dubber yang hanya bekerja di studio dubbing dan mengandalkan suara khasnya pada pengisian suara karakter film. Tak heran jika berita infotaiment yang ditayangkan di televisi, hampir semuanya dari kalangan artis. Untuk berita  infotaiment dari para dubber, jarang sekali, kecuali pada beberapa talkshow di televisi.

Meskipun demikian, toh publik ingin tahu siapa saja orang dibalik suara karakter, apalagi karakter film dan serial kartun dan film asing yang sudah dikenal luas, misalnya Nurhasanah Iskandar dengan Doraemon-nya dan Naruto yang diperankan oleh Hana Bahagiana. Oleh karena itu, akhir-akhir ini, mereka sering diundang pada acara-acara talkshow yang diadakan di beberapa stasiun televisi, menceritakan pengalaman kerja, dan berbagi tips untuk menjadi seorang dubber. Pada talkshow tersebut, hampir tidak ada kehidupan pribadi yang diungkap oleh para dubber, kecuali hanya pada hal-hal penting.

Ya, begitulah perbandingan antara dunia artis dan dunia dubbing di Indonesia, dibanding dengan negara lain, terutama Jepang. Walaupun demikian, kehadiran mereka di lingkup dunia hiburan tetap dihargai dalam menghidupkan peran pada film drama dan karakter pada film kartun, sehingga dapat memajukan industri perfilman, hiburan, dan serial di Indonesia, bahkan di seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline