Lihat ke Halaman Asli

Nahariyha Dewiwiddie

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pembelajar

Reformasi di Zaman Heisei

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 11 Februari, bagi orang Indonesia itu sebagai tanggal biasa. Namun di Jepang, hari ini dijadikan hari libur, yaitu Hari Pembentukan Negara, yaitu hari dimana Kaisar Jinmu, Kaisar Jepang pertama, bertahta. Beliau resmi naik tahta pada tahun 660 BC. Sedangkan kaisar sekarang yang berkuasa adalah  Kaisar Akihito, sehingga beliau adalah kaisar yang ke-125.

Nah, sekarang kita akan membahas Zaman Heisei.

Mengapa harus zaman Heisei? Bukankah di Jepang mempunyai banyak zaman? Ok, zaman Heisei adalah zaman sekarang di Jepang, Zaman ini terdiri dari dua huruf, hei (平) yang berarti kedamaian, dan sei (成) yang berarti lengkap, sukses. Zaman Heisei dimulai pada 7 Januari 1989 ketika Kaisar Akihito naik tahta, sehingga tahun ini, Jepang memasuki tahun Heisei yang ke-27.

Sesuai dengan namanya, Kaisar Akihito selalu menebarkan kedamaian dengan senyumnya yang khas, dan ingin selalu dekat dengan rakyat, sehingga tak ada lagi kesenjangan antara keluarga kekaisaran dan rakyat biasa. Disaat yang sama, Jepang telah berhasil muncul sebagai Macan Asia dengan kemajuan di dalamnya, sehingga tak heran banyak negara di dunia yang datang untuk menuntut ilmu, melanjutkan kuliah, dan bekerja di Jepang.

Tidak hanya itu, beliau seringkali ke luar istana untuk menyambangi rakyat yang berada di 47 prefektur, di seluruh Jepang, terutama di wilayah yang terkena bencana seperti gempa bumi dahsyat tahun 2011 lalu. Beliau juga mengunjungi ke beberapa negara, hanya untuk kunjungan penting dan meminta maaf atas perilaku kaisar sebelumnya di masa perang dunia II. Bahkan beliau bersedia istananya dibuka untuk umum untuk menyambut rakyat Jepang, namun terbatas pada tanggal 23 Desember, ulang tahun Kaisar dan 2 Januari, tahun baru Jepang.

Kaisar Akihito, penguasa yang mempunyai karakter yang berbeda dari pendahulunya, sesungguhnya memang tidak terlepas dari masa lalunya. Pada masa mudanya, putra mahkota Akihito pada waktu itu pernah kabur dari istana karena hanya ingin merasakan naik kereta api umum. Pada masa dewasanya, dia jatuh cinta pada putri pengusaha kaya, Michiko Shoda dan menolak dinikahkan oleh gadis pilihan bangsawan oleh petugas istana, dan sederet penyimpangan dari tradisi kekaisaran. Pada hakikatnya, dibalik kejadian di masa lalu ada rahasianya tersendiri: ingin menjadi kaisar yang cinta damai dan dekat dengan rakyat Jepang serta dunia.

Sejak dahulu, bangsa Jepang selalu menyukai kedamaian dan ketenangan. Namun setelah terlibat pada perang dunia II dan 2 kota di Jepang hancur lebur, Jepang sempat dikritik di dunia internasional karena tentara kekaisaran yang kejam di negara pendudukannya. Bahkan Kaisar Hirohito sempat akan ditangkap dan disidangkan di pengadilan Internasional, namun digagalkan karena kaisar adalah penguasa keturunan dewa. Namun kini Kaisar Akihito telah membalikan keadaan seluruhnya menjadi bangsa yang cinta damai, dan kepimpinan beliau disegani oleh pemimpin dunia. Apalagi tahun ini adalah peringatan berakhirnya perang dunia II yang ke-70, pastinya dunia akan mengenang kejadian mengerikan tersebut. Semoga bangsa kita menjadi bangsa yang damai dalam keberagaman, seperti bangsa Jepang yang damai dalam satu bangsa.

(dari berbagai sumber)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline