Lihat ke Halaman Asli

Earth Hour: A Moment to Say Thanks to Our Earth

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bumi Bertanya: Sampai kapan kah kau hanya terima tanpa pernah memberi kembali?"

Jika Bumi Bisa Bicara - Kathon Bagaskara & Nugie

***

Setelah sekian lama nge-blog, mungkin ini adalah tulisan pertama saya yang bercerita tentang hal berbau lingkungan. Sekadar ingin berbagi dan semoga bisa menginspirasi, mari kita mulai bercerita santai! :) Faktanya... Dari zaman SD saya sudah sering mendengar istilah "hemat energi" atau "hemat air." Kalau di rumah, Ibu saya suka ngomel kalau saya dari pagi sampai sore ngejogrog di depan TV, katanya, "boros listrik!" Kalau dulu omongan itu cuma bisa masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Terus tiba-tiba, tagihan listrik membengkak. Ternyata eh ternyata, omelan itu punya makna yang lebih mendalam. Kita, mungkin tidak sadar seberapa besar konsumsi listrik kita selama kita hidup atau dalam sehari saja deh. Kita juga mungkin tidak sadar atau bahkan tidak tahu dampak ngeatif apa yang bisa muncul dari pemborosan pemakaian listrik (yang sangat mungkin dilakukan oleh banyak orang di dunia ini). Saat ini Indonesia masih memanfaatkan sumber energi fosil yang tidak terbarukan (bisa habis) sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik. Jadi, ini alasan kenapa kita harus menghemat energi, yaitu untuk membantu pemerintah dalam menyimpan cadangan sumber energi tersebut. Selain itu, kita juga dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca yang merusak lingkungan (konservasienergiindonesia.info). Beyond 1 hour. It (must) goes everyday in our lives! Cerita kali ini adalah tentang "perayaan-mematikan-lampu-selama-satu-jam" tahunan yang digagas oleh WWF, salah satu organisasi yang bergerak di bidang konservasi lingkungan hidup, Earth Hour (60+). Ketika sedang berbincang-bincang santai bersama teman-teman atau keluarga saya tentang Earth Hour, banyak di antara mereka yang salah pemahaman tentang gerakan ini. Mereka kira, "gue ikutan, tapi cuma matiin lampunya aja--nggak matiin sikring listriknya." Padahal, tiada ada yang meminta mereka untuk matiin listrik di rumahnya :"). Gerakan ini sesederhana mematikan lampu & barang elektronik yang tidak terpakai dengan kesadaran kita sendiri. Kepercayaan kalau hal sederhana itu bisa mendukung upaya penghematan energi. Momen Earth Hour ini sesungguhnya hanya ingin menunjukkan kalau langkah sederhana yang dilakukan bersama dapat memberikan dampak yang besar. Coba bayangin, berapa banyak energi yang bisa dihemat kalau semua orang berpartisipasi dalam gerakan ini.

Mengutip katanya Pak Fauzi Bowo (2011), ”Kalau dari 9,6 juta warga, tiap orang mematikan dua saja lampunya bisa menghemat 300 megawatt. Lebih banyak yang ikut serta, maka lebih banyak yang dihemat.”Sederhana tapi bisa berdampak besar kalau dilakukan bersama dan setiap hari. Intinya, selagi positif kenapa tidak? Kalau katanya Kak Laura, seorang environmentalist favorit saya, "Jangan melulu merasa jadi korban. Kerusakan lingkungan, perubahan iklim, itu semua karena ulah manusia. Kita semua punya tanggung jawab untuk menjaga lingkungan ini." dan (lagi-lagi) berita baiknya, kita bisa membantu dengan langkah sederhana ini. Yuk, mulai sekarang katakan "terima kasih" untuk Bumi dengan aksi nyata :) "Jangan lupa matikan lampu & Barang elektronik yang sedang tidak dipakai pada 31 Maret 2012 dari pukul 20:30-21:30 (waktu setempat)" Kunjungi: http://earthhour.wwf.or.id/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline