Lihat ke Halaman Asli

Dewi Wartini

Mahasiswi

Etika Moral Generasi Zaman Now yang Mulai Luntur Termakan Era Teknologi Digitalisasi

Diperbarui: 1 Desember 2024   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia adalah negara yang memiliki beraneka ragam budaya dan suku bangsa sehingga indonesia merupakan negara majemuk dimana disetiap daerah memiliki budayanya masing - masing

Indonesia merupakan negara dengan potensi yang sangat besar baik dari sisi ekonomi, budaya, dan politik. Namun, tantangan besar seperti ketimpangan sosial, pemeliharaan lingkungan, dan pembangunan infrastruktur masih perlu dihadapi. Meskipun begitu, Indonesia memiliki daya tarik luar biasa di kancah internasional, dan dengan kebijakan yang tepat, negara ini berpotensi untuk terus tumbuh dan menjadi kekuatan global yang lebih besar.

Di era digitalisasi yang semakin maju, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, terutama internet dan media sosial, memberikan dampak yang sangat besar pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pada etika dan moral generasi muda. Di satu sisi, teknologi digital menawarkan kemudahan, akses informasi yang lebih luas, serta kesempatan untuk berkomunikasi secara instan tanpa batasan geografis. Namun, di sisi lain, perkembangan ini juga memunculkan fenomena lunturnya etika moral, terutama di kalangan generasi "jaman now" seperti :

1. Kurangnya Kontrol Sosial dan Identitas Digital

Tanpa adanya kontrol sosial yang kuat dan pengawasan langsung dari orang tua atau masyarakat, generasi muda cenderung terjerumus dalam perilaku yang tidak etis, seperti penyebaran informasi palsu (hoaks), cyberbullying, atau konten yang tidak pantas.Keberadaan dunia maya yang penuh dengan anonimitas memungkinkan seseorang untuk tampil sebagai pribadi yang berbeda dengan kenyataan. Hal ini dapat membuat mereka lupa akan norma-norma etika dan moral yang berlaku di dunia nyata.

2. Tantangan dalam Pembentukan Karakter dan Nilai Moral

Nilai-nilai moral yang kuat biasanya dibentuk sejak dini melalui interaksi sosial dan pendidikan keluarga. Namun, di era digital ini, generasi muda lebih sering mendapatkan nilai-nilai tersebut dari sumber yang tidak terkontrol, seperti media sosial atau internet. Karena nilai-nilai yang diajarkan di dunia maya seringkali lebih berfokus pada pencapaian materi dan hiburan semata, bukan pada pengembangan karakter dan kedalaman moral.

3. Kehilangan Empati dan Keterikatan Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari, empati atau kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain merupakan salah satu landasan moral yang penting. Namun, teknologi digital seringkali menciptakan ruang yang lebih terisolasi secara emosional. Penggunaan media sosial yang berlebihan juga mengurangi interaksi sosial yang berkualitas, terutama di kalangan generasi muda. Mereka lebih sering berfokus pada interaksi virtual daripada membangun hubungan yang mendalam dengan orang lain. Cenderung kurang sensitif terhadap perasaan dan keadaan orang lain, serta lebih mudah terjerumus dalam perilaku yang merugikan orang lain, seperti trolling, bullying, atau pencemaran nama baik secara online.

4. Desensitisasi terhadap Konten Negatif

Bagi generasi muda yang banyak menghabiskan waktu di dunia maya, terpapar konten-konten tersebut dapat menyebabkan mereka menjadi "desensitisasi" atau kehilangan kepekaan terhadap isu-isu moral dan sosial yang lebih luas. Apa yang dulunya dianggap tabu atau tidak pantas, sekarang bisa dilihat dengan mudah dan diterima sebagai bagian dari budaya digital.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline