Lihat ke Halaman Asli

Dewi Sundari

Praktisi Kejawen

Memahami Makna Bobot, Bibit, Bebet

Diperbarui: 8 Agustus 2022   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bobot, bibit, bebet. Tiga kata ini pasti cukup sering Anda dengar. Terutama dalam kaitannya dalam mencari menantu atau pasangan. Lalu, apa sebenarnya maksud ketiga kata ini?

Maksud Bobot, Bibit, Bebet

Bobot, bibit, bebet adalah tiga hal atau kriteria yang umum diperhatikan ketika mencari jodoh atau pasangan. Semacam alat kalibrasi bagi orang Jawa untuk menentukan calon menantu yang baik bagi anaknya.

Orang tua memang cenderung pemilih dalam urusan jodoh. Setidaknya demikianlah yang nampak dalam tradisi. Pasalnya, memilih pasangan hidup merupakan bagian penting dalam perjalanan berumah tangga dan berketurunan.

Ada lima perkara, yang dalam perjalanan hidup manusia, tidak dapat diketahui secara pasti. Kelima perkara itu adalah siji pesthi (satu, mati), loro jodho (dua, jodoh), telu wahyu (tiga, anugerah), papat kodrat (empat, nasib), dan lima bandha (lima, rezeki).

Meskipun jodoh termasuk dalam lima hal yang ditangani oleh Tuhan, namun sebagai manusia orang tua tetap berharap untuk memilah dan memilih pasangan bagi anak-anaknya. Dari sinilah muncul istilah bobot, bibit dan bebet yang kemudian dipegang sebagai kriteria.

Pertama, Bobot

Bobot artinya kualitas diri, baik secara lahir maupun batin. Termasuk keimanan, pendidikan, pekerjaan, kecakapan dan perilaku si calon yang bersangkutan. Inilah hal-hal yang perlu ditanyakan orang tua, sebelum menyerahkan anak perempuannya.

Tujuannya adalah untuk memastikan, bahwa si calon mempelai pria siap meminang sepenuhnya. Sanggup menafkahi, sanggup mengimami, serta sanggup mengasihi. 

Tidak akan baik jadinya bila bobot si pria dikesampingkan, hingga anak sendiri sampai tidak terurus dan hidup menderita. Bahkan dipukuli oleh suaminya.

Pertimbangan bobot ini meliputi:

  1. Jangkeping Warni (Lengkapnya Warna). Merupakan istilah yang merujuk pada sempurnanya fisik seorang calon menantu. Kiranya tidak bisu, buta, tuli, lumpuh atau impoten.
  2. Rahayu ing Mana (Baik Hati). Bisa diartikan sebagai ‘inner beauty’ dalam bahasa sekarang. Termasuk di dalamnya adalah kecakapan agama seseorang.
  3. Ngertos Unggah-Ungguh (Mengerti Tata Krama).
  4. Wasis (Ulet). Menantu yang baik haruslah rajin dan siap bekerja keras demi masa depan rumah tangga yang dinahkodainya.

Kedua, Bibit

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline