Sebagai mana kita ketahui, riau adalah salah satu sentra sawit terbesar yang berada di Indonesia. Seiring berjalannya waktu riau terus meningkatkan ekspor produk kelapa sawitnya. Benar saja tercatat di pasar global bahwa ekspor sawit dan juga produk turunannya dari Riau terus mengalami peningkatan. Khususnya produk turunan kelapa sawitnya yaitu adalah RBD (Refined bleached Deodorized) Palm Oil, Palm kernel oil, RBD Palm Stearin, RBD Palm Oil, Bungkil sawit (Palm Kernel Expeller) dan cangkang kelapa sawit.
Ekspor sendiri diartikan sebagai kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. Yang dimaksud daerah pabean itu sendiri adalah suatu daerah milik Republik Indonesia yang terdiri wilayah darat, perairan, dan juga udara, yang mencakup seluruh daerah tertentu yang berada di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Tujuan dari ekspor sendiri cukup jelas yaitu : menumbuhkan industry dalam negeri, mengendalikan harga produk,dan juga yang pastinya adalah peningkatan devisa negara. Selain itu terdapat juga komoditas terbesar yang biasa di ekspor oleh Indonesia, yaitu : komoditas karet, produks tektil, kelapa sawit, produk hasil hutan dan juga kakao.
Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki lahan sangat luas. Salah satu subsektor dari pertanian yang perkembangannya cukup besar adalah perkebunan. Seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya terlihat jelas bahwa hampir 80% dari komoditas terbesar yang di ekspor berasal dari perkebunan.
Dari komoditas tadi yang paling pesat perkembangannya adalah kelapa sawit. Hal ini dilihat oleh pemerintah sebagai peluang yang sangat besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara pemasok produk produk dari kelapa sawit terbesar di dunia khususnya pada produk minyak sawit. Salah satu provinsi yang menjadi pemasok terbesar dalam komoditas kelapa sawit adalah Riau.
Berdasarkan data yang didapat bahwa sepanjang bulan Juli tahun 2017 nilai ekspor dari provinsi Riau meningkat sebesar 14,79%, dimana kenaikan itu pada Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kepala sawit.
Data tersebut didapat karena pada bulan Juli 2017 harga FoB di provinsi Riau mencapai USD1,22 Miliyar jika dibandingkan dengan bulan Juni yang hanya USD1,06 Miliyar. Jika diakumulasikan nilai ekspor oleh provinsi Riau mencapai USD9,03 miliar atau meningkay sebesar 24,35% jika diadakan perbandingan terhadap periode bulan januari sampai Juli tahun 2020 yang hanya sebesar USD7,26 Miliar.
Negara yang menjadi konsumen terbesar produk kelapa sawit dari Indonesia adalah negara India, Cina, dan juga Belanda. Faktor faktor yang mempengaruhi ekspor CPO tiap negara berbeda beda. Misalnya pada negara India faktor yang mempengaruhinya adalah harga internasional, nilai tukar rupiah, pendapatan per kapita, jumlah penduduk padsa negara tersebut, dan juga harga subtitusi.
Sedangkan jika negara Cina faktor yang mempengaruhinya adalah harga CPO internasional, pendapatan per kapita, harga subtitusi, dan juga jumpah penduduk. Berbeda pula denga negara Belanda dimana faktor yang mempengaruhi adalah harga CPO domestic, pendapatan negara, jumlah penduduk, trend, dan juga harga subtitusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H