(Klaten, 10/8) Dukuh Pandanan, Desa Soropaten, Klaten merupakan sentra wisata religi yang kerap didatangi pengunjung baik dari dalam maupun luar kota. Adanya PPKM Jawa-Bali karena Pandemi Covid-19 mengakibatkan hampir seluruh tempat wisata ditutup. Penutupan wisata tugu waseso ini dibarengi dengan menurunnya pendapatan warga sekitar. Budidaya ikan lele merupakan salah satu terobosan yang dipilih warga untuk mengatasi masalah tersebut.
Budidaya lele yang sudah berjalan di dukuh pandanan soropaten ini menggunakan kolam terpal untuk skala rumah serta menggunakan budidaya dalam ember oleh PKK. Budidaya ikan rentan mengalami kematian karena kualitas air yang buruk dan kurangnya kebutuhan nutri dalam pakan rucah. Dengan kondisi saat ini mahasiswa KKN Undip melakukan edukasi pembuatan dan pemanfaatan probiotik agar pembudidaya terbebas dari kematian ikan dan cepat panen. Edukasi dilakukan ke salah satu pembudidaya warga Pandanan dengan memberikan video tutorial dan produk probiotik buatan mahasiswa KKN.
Pembuatan probiotik oleh mahasiswa KKN Undip ini menggunakan bahan alami berupa kunyit dan temulawak. Bahan ini kemudian dicampur dengan molase dan EM4 kemudian difermentasikan selama satu minggu. Probiotik yang telah difermentasikan mengandung bakteri baik yang dapat memperbaiki kualitas air dan meningkatkan pertumbuhan ikan. Berikut merupakan cara pembuatan probiotik untuk budidaya ikan oleh mahasiswa KKN Undip
Bahan yang diperlukan berupa:
Kunyit (55 gram), Temulawak (75 gram), Molase (50 ml), EM4 (65 ml), Dedak (12,5 gram), Ragi tape (seperempat keping), Air (1200 ml)
Cara pembuatan:
Bersihkan kunyit dan temulawak kemudian di haluskan.
Campurkan kunyit dan temulawak dengan 1200 ml air, peras/saring ampas untuk mengambil sarinya. Tambahkan molase dan aduk hingga tercampur rata.
Masukan ragi tape dan dedak kedalam air tesebut, aduk lagi, kemudian tambahkan EM4.
Terakhir, fermentasikan selama 1 minggu pada wadah tertutup.