Lihat ke Halaman Asli

Dew

Orang biasa.

Salam Selamat Ulang Tahun

Diperbarui: 28 April 2024   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image by wirestock on Freepik

"Hujan itu semacam irama alam, seperti melodi yang membawaku bernyanyi lantang. Setiap hujan punya tempo berbeda, durasi berbeda, cerita berbeda, tapi selalu membawa keteduhan yang sama." Aku ingat pernah mengatakan ini padamu, aku juga ingat balasan yang kau katakan sambil tersenyum sederhana, "Hujan itu isyarat rindu, mereka datang beriringan".

Aku berdiri di ambang pintu, menatap rinai yang sambung menyambung. Hujan selalu datang menenangkan. Hujan adalah obat bagi yang gelisah. Juga jawaban Tuhan atas sebuah doa. Tapi kali ini aku merasa semakin gelisah, ternyata hujan tak mampu membasuh setiap luka.

***

Dua belas tepat tengah malam, "Selamat Ulang Tahun." katamu lewat sebuah pesan singkat. Ponselku bergetar kembali, lagi-lagi darimu, "Jalan-jalan?"

Aku tak menghiraukan. Rasanya seperti mendung berkepanjangan, hujan tak kunjung turun, cerah tak juga tiba. Airmataku semakin tak terbendung. Yang aku rindukan, kecupan selamat bertambah usia dari wanita yang tak pernah lupa, wanita yang selalu sedia, wanita yang rajin bertanya meski jarak begitu jauh.

Rindu, harap, sesal, juga dosa berbondong menyapa bergiliran, salam selamat malam, salam selamat ulang tahun dari udara dingin malam ini. Terbayang wajahnya yang menahanku pergi hari itu. Wajah yang layu memohon untuk tetap tinggal. Wajah layu yang tanpa daya. Wajah layu yang kehabisan waktu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline