Lihat ke Halaman Asli

Dew

Orang biasa.

Portofolio Hijau, Lingkungan Hijau

Diperbarui: 5 Februari 2023   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tak senang ketika portofolionya hijau? Portofolio yang hijau barangkali merupakan harapan setiap orang yang menaruh dananya pada instrumen investasi di pasar modal. Namun, kata hijau dalam tulisan ini tidak dimaksudkan kesana, melainkan bermakna mengedepankan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola.

Jika dalam kehidupan sehari-hari kita sudah menghemat penggunaan listrik, memilah sampah, mendaur ulang, menggunakan produk ramah lingkungan, atau turut merancang program yang mendukung penurunan emisi gas karbon di kantor, bagaimana dengan investasi kita? Apakah juga sudah mendukung ekonomi rendah karbon?

Dalam rangka mendukung program tersebut, peran masyarakat tidak terbatas pada kegiatan harian yang telah disebutkan di atas, melainkan dapat pula berperan membiayai pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan melalui investasi, spesifiknya pada instrumen investasi yang peduli terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST).

Sejalan dengan tujuan pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari dengan didukung oleh tata kelola bisnis yang ramah lingkungan, industri keuangan turut mengembangkan instrumen investasi hijau untuk mencapai tujuan tersebut. Funding mechanism di sektor finansial memungkinkannya untuk mendukung penurunan emisi gas karbon dengan melakukan pendanaan pada proyek-proyek ramah lingkungan melalui green bonds dan green sukuk, serta green index sebagai indikator saham bersifat green.

Green bonds merupakan obligasi atau surat utang berjangka yang ditujukan untuk mendanai green eligible project atau proyek ramah lingkungan yang mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon. Sementara green sukuk merupakan surat utang berjangka yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan syariah yang juga bertujuan untuk mendanai proyek ramah lingkungan. Proyek ramah lingkungan yang dimaksud, berdasarkan ROI Green Bonds and Green Sukuk Framework dapat berupa proyek pembangunan pada sektor energi terbarukan, efisiensi energi, ketahanan terhadap bencana, sustainable transport, waste management, managemen SDA berkelanjutan, pariwisata hijau, green building, serta pertanian berkelanjutan.

Maka dari itu dalam evaluasinya, selain menyoal maturity, kupon, harga, serta kualitas kredit dari penerbit, evaluasi mengenai tujuan proyek yang akan didanai oleh green bonds maupun green sukuk juga menjadi tambahan penting sekaligus mendasar. Evaluasinya tidak hanya menjadi tugas kementerian keuangan, namun juga melibatkan kementerian di berbagai sektor terkait.

Berbeda dengan green bonds dan green sukuk yang pada dasarnya menerapkan fungsi pendanaan, green index merupakan indikator yang mengukur performa harga saham emiten pilihan yang berkinerja baik serta mendukung kelangsungan dan keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Secara umum, green index memuat saham-saham yang bersifat green, sehingga memudahkan kita untuk mengetahui saham apa saja yang menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan melalui daftar emiten dalam green index. Adapun setiap green index memiliki kriterianya sendiri, sehingga emiten pada green index yang satu belum tentu dimuat juga dalam daftar emiten green index yang lainnya.

Meskipun fungsi utamanya adalah untuk mengukur performa harga saham, green index juga dapat dijadikan sebagai salah satu instrumen investasi, baik jangka pendek, maupun jangka panjang.

Dengan semakin membaiknya perkembangan instrumen investasi berlabel hijau, semakin meningkat pula kepercayaan masyarakat sebagai investor, serta dapat menumbuhkan optimisme di masyarakat bahwa keseimbangan antara profit, people, dan planet dapat tercapai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline