Seiring berjalannya waktu kurikulum di Indonesia terus mengalami perubahan, berubahanya kurikulum mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan pendidikan di Indonesia.
Kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan diantaranya adalah pertama kurikulum 1947, kedua kurikulum 1954, ketiga kurikulum kurikulum 1968, keempat kurikulum 1973 (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan), kelima kurikulum 1975, keenam kurikulum 1984, ketujuh kurikulum 1994, kedelapan kurikulum 1997 (revisikurikulum 1994), sembilan kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi), kesepuluh kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), kesebelas kurikulum 2013, dan saat ini sudah banyak digunakan oleh beberapa perguruan tinggi kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.
Adanya perubahan orientasi, desain, model dan lain sebagainya pada kurikulum ini adalah dengan tujuan utama untuk meningkatkan mutu dan kualitas Pendidikan nasional serta mensejajarkan dengan Pendidikan-pendidikan internasional.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran keterampilan abad 21 ini juga di perlukan, namun hal ini dapat menimbulkan kesenjangan dalam dunia Pendidikan.
Oleh karna itu salah satu tantangan Pendidikan abad 21 ini adalah starategi dan peran untuk meminimalisir terjadinya kesenjang dalam dunia Pendidikan. Pendekatan yang dapat dilakukan dalam mewujudkan tantangan abad 21 ini adalah dengan metode Outcome Based Education (OBE).
Sistem pembelajaran berorientasi luaran atau Outcome Based Education (OBE) adalah metode pembelajaran yang memberi tumpuan kepada apa yang mahasiswa seharusnya lakukan.
Pada OBE, luaran atau Capaian Pembelajaran diidentifikasi terlebih dahulu kemudian perencanaan metode pembelajaran dan asesmen disesuaikan dengan luaran. Hal ini berbeda dengan metode pembelajaran tradisional dimana topik yang diajarkan ditentukan dosen pengampu kemudian dari topik ini luaran akan diidentifikasi.
OBE mengintegrasikan sejumlah proses antara lain desain kurikulum, asesmen dan metode belajar mengajar yang memberi tumpuan kepada apa yang mahasiswa bisa lakukan.
Bukan lagi mengukur prestasi mahasiswa setelah proses belajar mengajar selesai, namun OBE lebih menekankan agar Capaian Pembelajaran (CP) dapat dipenuhi dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai keadaan sosial, ekonomi dan budaya akademik.
Artinya bahwa bagus tidak hasil yang dicapai mahasiswa bukan lagi bergantung dari proses belajar mengajar yang dilakukan oleh tenaga pengajar atau pendidik. Tapi kembali pada kemampuan mahasiswa dan CP diakomodasi OBE melalui beberapa langkah strategis dan kelengkapan akademik antara lain: tugas kuliah, tugas akhir, presentasi, tes dan portfolio mahasiswa.
Sekarang ini metode pembelajaran yang umum diterapkan adalah metode Teacher-centered (berorientasi input). Dimana memberi tekanan terhadap proses belajar mengajar yang diangkap sudah cukup saat materi tersampaikan. Sehingga bagus tidaknya hasil luaran tergantung dari proses belajar mengajar tersebut. Model pembelajaran seperti ini relatif bergantung kepada tenaga pengajar sehingga menyebabkan capaian pembelajaran yang telah ditentukan tidak sepenuhnya tercapai.