Lihat ke Halaman Asli

Akibat Tidak Disiplin

Diperbarui: 9 Maret 2023   06:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku terjaga dari tidurku, lalu mematikan alarm. Setelah sadar ternyata sudah pukul 6.30 pagi. Aku kesiangan. Ya Tuhan, jangan biarkan aku terlambat ke sekolah. Sekolah dimulai pada pukul 7.00. Hanya tersisa waktu 30 menit untuk sampai ke sekolah.

Aku terlambat bangun karena mengerjakan PR hingga larut malam. Oh bukan ding, tapi aku bermain game dulu sampai pukul 1.00 dini hari. Setelah itu baru mengerjakan PR.

Dan ternyata ada 2 PR yang harus diselesaikan. PR matematika dan IPA. Akhirnya sekitar pukul 2.30 semua PR baru terselesaikan. Aku langsung ambruk dan tidak mendengar alarm yang kupasang dari pukul 4.30 pagi.

Tidak ada waktu untuk mandi. Aku lalu bergegas mencuci muka dan mengosok gigi. Kemudian mencari-cari seragam dalam lemari. Tapi tidak ada. Baru kuingat--ibu mengatakan--seragam ada di keranjang baju. Tinggal setrika. Dan dengan terpaksa kupakai seragam yang masih kusut.

Seandainya ibu ada di rumah, sudah tentu semua dipersiapkan. Dan semua kekacauanku pagi ini tidak akan terjadi. Tapi Ibu dan Ayahku sedang pergi ke luar kota. Itu sebabnya aku bebas bermain game sampai malam.

Aku kembali melihat waktu dari ponselku. Pukul 7.00 hanya tersisa 20 menit lagi. Kuputuskan untuk berlari dan memotong jalan. Melalui taman yang tembus 2 blok ke arah sekolahku. Aku memang bukan pelari cepat. Tapi setidaknya jarak tempuh 30 menit dengan berjalan kaki dapat dilalui hanya 20 menit dengan berlari. Asal tahu jalan pintas. Untungnya ini bukan pertama kali aku terpaksa berlari karena terlambat.

Saat akan melintasi taman, terdengar suara sumbang seseorang yang berteriak di belakangku. "Lari Mae--lari! Jangan terlambat terus!" Bu RT tetangga depan rumah berteriak dari atas motor matic-nya. Duh, pasti nanti dia akan mengadukan ke Ibu kalo aku terlambat ke sekolah. Tapi sudahlah, tidak ada gunanya memikirkan itu. Aku harus tetap fokus berlari supaya tidak terlambat.

Aku kembali berlari kemudian melompati pagar taman untuk memotong jalan. Aku merasa seperti Lara Croft dalam film The Tom Riders. Hal itu yang membuatku konsisten berlari cepat. Tak lama di depan mata, sekolahku terlihat. Beruntung gerbangnya belum ditutup Pak Satpam.

Dari jarak 100 meter menuju gerbang, aku mengerahkan seluruh kemampuanku dengan mempercepat gerak kaki untuk berlari. Masih ada kesempatan. Masih belum terlambat.

Yeayyy ... akhirnya aku sampai garis finish. Kumasuki pintu gerbang dengan selamat. Hanya sekitar 1 menit kemudian bel berbunyi. Pak Satpam lalu menutup pintu gerbang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline