Lihat ke Halaman Asli

Pigura Antik

Diperbarui: 6 Maret 2023   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Credit : www.visualai.art

Namaku Vivian, aku adalah seorang kolektor barang-barang antik. Seorang kolektor tentunya tidak dapat menjelaskan kepada awam, tentang kegemarannya tersebut. Namun bagiku sederhana saja--aku penyuka barang antik--oleh karena itu aku lalu mengoleksinya.

Barang antik itu kudapat secara tidak sengaja. Saat aku sedang menghabiskan waktu berjalan-jalan sendiri--di sekitar jalan Surabaya, Menteng Jakarta Pusat. Aku melihat sebuah pigura emas berukir motif parsley. Namun aku tidak tertarik dengan foto seorang wanita, yang terbingkai dalam pigura itu. Aku berniat menggantinya dengan fotoku sendiri. Nanti. Saat pigura itu aku dapatkan.

Jalan Surabaya memang surga bagi para kolektor dan para penggemar barang-barang antik. Dari meja, kursi, bahkan lemari dan perabot lain seperti lampu-lampu hias ataupun cuma cermin kecil kuno, semua ada di sana. Aku memang biasa ke tempat ini bila sedang ingin melihat lihat. Siapa tahu ada barang antik yang bisa dikoleksi.

Pigura antik yang kulihat bukan sembarang pigura biasa. Aku bisa merasakan barang itu istimewa. Sebagai kolektor keinginan memiliki barang itu sangat kuat. Kemudian kudekati seorang lelaki tua penjual pigura itu. Setelah menanyakan harga dan tawar menawar akhirnya pigura antik itu kubawa pulang.

Konon--dari cerita lelaki tua yang menjualnya padaku--pigura itu memiliki nilai historis. Pada awalnya, dia keberatan menjualnya padaku. Dia hanya mengatakan pigura itu ada "isi" nya. Aku bukan orang yang percaya hal-hal yang mistis dan tahayul. Bagiku hal itu hanya isapan jempol.

Sesampai di rumah kubersihkan pigura itu dari debu-debu yang menempel. Aku berencana mengganti foto perempuan yang terdapat di pigura itu. Keesokan harinya. 

Setelah kubersihkan, pigura itu kuletakkan di samping tempat tidurku. Tepatnya di atas nakas. Malamnya sebelum beranjak tidur, aku menikmati keindahan pigura itu. Betapa pigura itu sangat indah dan membuatku tidak menyesal telah membelinya.

Terdengar hantaman pintu yang sangat keras dari arah luar kamarku. Aku beranjak lalu keluar dari kamar untuk mengecek apa yang terjadi. Dan benar saja, pintu depan rumahku terbuka lebar. Kupikir, aku tidak menutup pintu dengan benar tadi, sebelum tidur. Perlahan kudekati pintu depan lalu kututup dan menguncinya.

Saat aku membalikkan badan, sesosok perempuan yang ada dalam pigura, berdiri di depan kamarku. Seketika aku menjerit karena shock. Namun kemudian aku tersadar bahwa kejadian itu ternyata hanyalah mimpi. Aku terbangun dari mimpi buruk, lalu pergi ke dapur untuk menenangkan diri--karena dadaku berdegub kencang. Kuminum segelas air putih, kemudian kembali masuk ke kamar.

Saat aku kembali ke dalam kamar, tatapan mataku bersirobok dengan perempuan dalam pigura. Dia juga sedang menatap ke arah mataku. Jantungku kembali berdebar. Mungkin ini yang dimaksud oleh lelaki tua penjual pigura, bahwa pigura itu ada 'isi'nya. Baiklah, besok aku akan melepas foto di dalam pigura itu. Karena aku jadi takut sendiri. Pigura dan foto itu lalu kututup dengan kain. Supaya malam ini, aku tidak melihatnya dan bermimpi buruk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline