Hari ini adalah hari yang sangat spesial buat Anjani. Karena pada hari ini Bagas berulang tahun. Itulah sebab, di pagi yang cerah ini, ia sudah sibuk berkutat di dapur. Menyiapkan bumbu-bumbu, me-marinade dua kerat daging seberat 250g; dengan bawang putih, rosemary dan saus barbeque. Oh ya ... lalu ditaburi sedikit saja garam dan merica.
Anjani ingin membuatkan makanan kegemaran Bagas, Sirloin steak. Usaha Anjani untuk bisa membuat sirloin steak dengan sempurna, bukan tanpa sebab. Itu karena Bagas--saking doyannya makan steak--hampir seminggu dua sampai tiga kali mengunjungi Aruba, warung steak yang sedang hits di kotanya.
Tak lama kemudian, Rere--adik Anjani--datang menghampirinya di dapur. Rere lalu memerhatikan sang kakak yang sedang mengoleskan bumbu-bumbu pada sirloin supaya meresap, dan yang pasti akan lebih lezat, dari sirloin steak ala Aruba Meat and Grill.
"Kakak sedang apa?" Rere bertanya penuh rasa ingin tahu. Anjani hanya melirik sekilas adiknya, yang masih duduk di kelas lima SD.
"Bikin makanan kesukaan Kak Bagas," Anjani berkata santai tanpa melihat wajah Rere.
"Tapi---Kak..."
"Sudah, Re. Jangan ganggu kakak, ya. Sebaiknya kamu tunggu saja di kamar atau menonton televisi. Nanti kalo steak-nya sudah matang, kamu kakak panggil, deh---sekarang jangan ganggu dulu ya, Re."
"Kak Anjani---." Rere tidak meneruskan lagi---apa yang ingin ia katakan---Anjani keburu menempelkan telunjuknya pada bibir Rere, supaya tidak banyak protes. Rere hanya bisa menuruti kemauan Anjani, lalu meninggalkan dapur.
Rere lalu ke ruang keluarga---menghempaskan tubuhnya di atas sofa---menyalakan televisi dan menonton film kartun. Tidak lama, gadis kecil itu tertidur.
___