Lihat ke Halaman Asli

Bad Boy

Diperbarui: 18 Januari 2023   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Credit : Pinterest

Kiwo adalah anak laki-laki Bu Ning, pemilik warung sate tidak jauh dari rumahku. Dia juga dijuluki Bad Boy oleh warga sekitar, tapi ibunya lebih suka memanggilnya si Ganteng. Penampilan anak cowok itu memang ganteng, dengan tatapan mata yang tajam dan nyalang. Seakan berani menghadapi siapa saja yang berniat cari ribut dengannya.

Sudah banyak cowok-cowok di daerah ini yang tidak berani berhadapan dengan Kiwo. Karena mereka sudah pasti kalah apabila harus berhadapan melawannya. Bisa dibilang, Kiwo adalah jagoan daerah ini, kabarnya dia juga preman pasar. Kiwo dapat dengan bebas, mengambil dagangan para penjual di pasar tanpa membayar dan tanpa rasa takut. Salahnya Bu Ning juga, anaknya diberi nama Kiwo yang dalam bahasa jawa artinya 'kiri' dan dapat diasumsikan berhubungan dengan hal-hal negatif.

Pada suatu waktu, aku ingin membeli sate, di warung Bu Ning. Sesampainya di sana, langsung kupesan sate kambing 10 tusuk. Sambil memerhatikan Bu Ning yang sedang membakar sate--dengan kepulan asap, dari daging yang dibakar--aku kemudian menanyakan perihal si Kiwo.

"Bu, Kiwo ke mana, ya? Kok nggak pernah kelihatan?"

"Ibu juga nggak tau, Neng. Kiwo sudah hampir 2 minggu tidak pulang." Begitu jawaban Bu Ning.

"Oh--begitukah? Padahal beberapa minggu yang lalu, saya melihatnya lho, Bu--."

"Yah--Kiwo setelah beranjak dewasa jadi nakal, Neng. Padahal dulu waktu masih kecil dia kesayangan keluarga. Tapi setelah besar seperti tidak pernah mau diatur, maunya sendiri." Bu Ning kembali berkeluh kesah.

Setelah membayar sate pesanan, aku lalu beranjak dari warung sate Bu Ning, untuk kembali pulang ke rumah. Dalam perjalanan--dari jarak sekitar 5 meter--aku melihat sosok Kiwo sedang berdiri bersandar di tiang listrik. Kemudian aku pun mendekatinya.

"Hei--Kiwo, kenapa kamu nggak pulang-pulang. Dicari sama Bu Ning, tuh. Pulang sana," kataku sambil melihat ke arahnya.

Kiwo tidak berkata sepatah katapun. Dia hanya membalas tatapan mataku, lalu melengos membuang muka, kemudian pergi meninggalkanku. Aku hanya bisa mengangkat bahu, dan melanjutkan perjalanan pulang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline