Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Timnas Indonesia Sering Kalah Lawan Thailand [Bagian Kedua]

Diperbarui: 28 Desember 2022   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sportstar.id (foto:PSSI)

Selain 'faktor-faktor yang mempengaruhi' sebagaimana tulisan saya sebelumnya, maka pada bagian kedua ini, harapan saya ingin membuka mata para pengurus PSSI supaya dimasa mendatang dapat mengatur strategi untuk dapat mengalahkan Timnas Thailand.

1. Bonus.
 Adalah cara utama mereka dalam menstimulasi para pemainnya agar memenangkan pertandingan-pertandingan penting dan bergengsi melawan tim yang dianggap perlu dimenangkan seperti apabila mereka berhadapan dengan timnas Vietnam dan timnas Indonesia, serta saat masuk semifinal dan tentu saja final. Memang jumlahnya sangat relatif. Namun dalam hal ini bonus tergantung manajer tim, Madam Pang, dimana jumlahnya diduga secara nominal tidak banyak, hanya mencapai 50,000 Thai Bath (THB) per-game atau equivalent 22 juta rupiah bagi pemain utama dan setengahnya untuk tim cadangan dan official. Meskipun kecil tapi itu mampu menstimulir semangat untuk menang!

2. Menggunakan dokter spesialis olah raga dan dokter psikiater ahli hipnotherapy.
Cara ini digunakan untuk menggerakkan mental dan psikis para pemain agar tidak 'down' karena apabila mental sudah jatuh, maka akan mempengaruhi permainan. Sehingga ahli hipnotherapy mutlak dibutuhkan untuk timnas Indonesia. Karena bila mental tidak diperbaiki saat down maka taktik jadi tidak jalan sehingga akan berakibat kekalahan bagi tim.

3. Meditasi.
Timnas Thailand melakukan meditasi yang berguna  bagi ketenangan jiwa para pemainnya, pada malam hari sebelum bertanding. Bagi timnas Indonesia yang mayoritas beragama Islam, bisa di melakukan cara meditasi ini dengan; sholat Tahajud atau sholat Dhuha. Manfaat sholat Tahajud dan Dhuha ini akan sangat besar pengaruhnya secara psikis. Apalagi bila saat akan bermain membaca dzikir ayat Kursi guna menangkal energi negatif. Intinya berdoa kepada Tuhan sesuai agama dan kepercayaan para pemain, untuk kelancaran sebuah pertandingan.

4. Mengajarkan taktik.
Semua pelatih timnas Thailand menciptakan komunikasi informal yang baik kepada pemain. Komunikasi informal itu untuk memahami taktik yang akan diterapkan dari satu permainan ke permainan yang lain. Komunikasi ini efektif, agar antar sesama pemain dapat memahami taktik yang akan diterapkan dalam suatu pertandingan, sesuai keinginan pelatih.

5. Dukungan media.
Sebagai negara yang tidak pernah dijajah, Thailand memiliki budaya positif. Tidak ada satu pun media yang mencela timnas mereka. Kalaupun ada kritik, maka mayoritas disampaikan secara halus sehingga tidak menyakitkan hati pemain maupun official tim. Ada satu peristiwa saat timnas Thailand dikalahkan Timnas Indonesia 0-1 melalui gol tunggal tendangan jarak jauh Heri Kiswanto. Media Thailand saat itu tidak mengkritisi, bahkan menganggap kemenangan Indonesia itu sebagai kemenangan yang kebetulan atau "good luck" saja. Seperti itulah bentuk dukungan media Thailand sangat hebat untuk mendukung nasionalisme timnas mereka.

Demikian cara Thailand mendevelop timnasnya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi PSSI dan mohon dimaafkan bila ada salah kata didalamnya. Bravo Timnas dan saatnya untuk menang !!

________

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline