Lihat ke Halaman Asli

Sayap Patah yang Kembali Merengkuh

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1331257635144127871

[caption id="attachment_167352" align="aligncenter" width="558" caption="gambar : www.iart.com"][/caption]

Cinta bukan hanya tentang pikiran dan perasan. Cinta tidak semata-mata harapan dan keinginan, tetapi Cinta melatih kesabaran, sebab Cinta itu memberi, Cinta itu berkorban, Cinta itu memaafkan... :)

____________

Detik berdetak merayapi setiap jejak kaki, terjal, berliku dan melewati segerombolan jurang yang siap memangsa dengan mulut mengangga. Dipenghujung sore yang menjingga, senja dan malam saling berpelukan seolah tiada lagi hari esok,  menertawakan aku yang memeluk rindu.

Waktu seolah membiarkan aku terlepas dari pelukanmu, tangan tak jua saling menggapai. Sayap itu membawamu terbang menjauh. Yang aku inginkan hanya mematahkan sayapmu hingga dapat memelukmu walau  hanya sedetik. Tapi aku hanya bisa pasrah karena sebilah pedang bersembunyi disela selanya. Kilatan mata pedang itu menyayat-nyayat perih jantungku.

Aku telah membakar padang ilalang tempat cintamu yang liar bermekaran. Kubakar dengan api cemburu yang masih berkobar. Api itu makin membumbung dengan bantuan angin yang terbahak-bahak. Awan-awan hitam berbondong bondong datang menonton lalu sedih dan menangis. Airmatanya jatuh memadamkan api hingga menjadi jelaga. Api itu pun mati dan berasap sangit.

Diseberang lautan aku melihatmu berdiri membisikkan sesuatu pada deburan ombak. Pesan itu pun bergulung perlahan menghempas jantungku.

"Sayap patahku akan tumbuh untuk kembali  merengkuhmu"

____________

theme song : Tristesse - Chopin - Youtube




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline