Lihat ke Halaman Asli

Nafsu dan Perselingkuhan Dalam Cerita Ken Dedes

Diperbarui: 4 April 2017   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah dalam Naskah Paparaton...

Kala itu ada seorang tokoh masyarakat bernama Tunggul Ametung yang menjabat sebagai akuwu (pejabat kadipaten) pada zaman kerajaan Kediri pada masa pemerintahan Raja Kertajaya (1185 -1222). Pada suatu masa Tunggul Ametung singgah di desa Panawijen dan disanalah ia bertemu dengan seorang gadis nan cantik rupawan. Tunggul Ametung terpikat hatinya dan berusaha mencari tahu siapakah gadis nan elok yang telah mempesonanya. Tidak sulit baginya untuk mengetahui siapa gadis itu karena dia adalah seorang akuwu pejabat yang disegani kala itu.

"Cah ayu, bidadari yang dikirim Gusti Kang Maha Agung sopo jenengmu nduk?" kata sang akuwu bertanya kepada gadis itu.
"Dalem Ken dedes kanjeng prabu", gumam Ken dedes lirih nyaris tak terdengar.

Gadis nan elok rupawan itu bernama Ken Dedes, putri seorang pendeta Buddha bernama Mpu Purwa. Tunggul Ametung pun terpikat oleh kecantikan Ken Dedes. Siapalah yang tidak terpesona dengan seorang gadis ayu nan rupawan yang kecantikannya bagaikan bidadari yang turun dari khayangan. Ken Dedes gadis yang berkulit kuning langsat  bagaikan porselen yang bercahaya. Wajahnya berbinar memancarkan aura kecantikannya yang alami. Dengan hanya berbalut kain batik  yang membalut tubuhnya yang padat berisi dengan belahan  dada yang menyembul dari balik balutan kembennya semakin membuat Tunggul Ametung tidak sabar memperistri Ken Dedes. Pancaran pesona kecantikan Ken Dedes telah membuat Tunggul Ametung mabuk kepayang. Pada saat itu juga Tunggul Ametung meminang Ken Dedes untuk dijadikan istrinya.

"Aku ingin cah ayu mau menjadi istriku", kata Sang akuwu dengan mantapnya.
"Pangapunten kanjeng prabu Gusti Tunggul Ametung, romo kulo belum kembali dari pertapaannya di hutan..sudilah kiranya kanjeng prabu menunggunya hingga datang", kata ken Dedes dengan terbata bata kepada Sang akuwu.

Rupanya Tunggul Ametung tidak kuasa menahan hasratnya untuk segara membawa Ken Dedes bersamanya saat itu juga. Sang akuwu tidak mempedulikan bahwa romo sang gadis sedang bertapa di hutan dan belum kembali. Saat itu juga Tunggul Ametung memerintahkan kepada para pengawalnya untuk membawa Ken Dedes dengan paksa. Tunggul Ametung menculik Ken Dedes dan membawanya ke Tumapel. Mpu Purwa pun kembali ke rumah. Didapatinya kondisi rumah sederhana itu dalam keadaan porak poranda. Dan yang paling menyakitkan hatinya adalah bahwa putri semata wayangnya talah hilang bak ditelan bumi. Mpu Purwa lalu mencari tahu apa yang telah menimpa putri kesayangannya pada penduduk desa. Alangkah murka dan marahnya ia mendengar kabar bahwa Ken Dedes telah dibawa secara paksa oleh Sang akuwu. Lalu Mpu Purwa pun bersumpah.....

"Barang siapa yang telah menculik Ken Dedes putri semata wayangku, niscaya akan terbunuh karena tikaman sebuah keris", kata kata kutukan pun keluar dari mulut Sang Mpu.

***

Di kadipaten Tumapel...

Ken Dedes pun akhirnya menjadi istri sang akuwu Tumapel. Tunggul Ametung mempunyai pengawal kepercayaan bernama ken Arok. Sang akuwu pun memperkenalkan Ken Dedes kepada seluruh penghuni pendopo sebagai istrinya tak terkecuali Ken Arok. Ken Dedes sekilas memandang ken Arok, tak beda dengan pemuda biasa dengan rambut berombak yang dibiarkan tergerai melewati pundak dan seikat kain yang diikatkan pada kepalanya. Berkulit kecoklatan sebagaimana laki laki yang banyak menghabiskan waktu dibawah jerangan matahari. Semula Ken Arok adalah penjahat yang buron dari kerajaan Kediri tapi berkat pertolongan pendeta Buddha bernama Lohgawe ia mendapat pekerjaan di Tumapel.

Pada suatu ketika Tunggul Ametung dan Ken Dedes melakukan perjalanan ke Hutan Baboji untuk berwisata. Cericit kicauan burung burung dalam hutan Baboji mengiringi perjalanan sang akuwu Tumapel dan istrinya. Semburat wajah yang bersinar milik Ken Dedes membuat Ken Arok semakin terpesona.  Setibanya disana, Ken Arok membantu istri Tunggul Ametung itu turun dari kereta.

"Monggo gusti ayu, silahkan menuruni kereta kencono ini..."., Ken Arok berkata sambil mempersilahkan Ken Dedes menuruni kereta.

Dan ketika Ken Dedes hendak menapakkan kakinya ke tanah tiba tiba kain yang dikenakannya tersingkap. Ken Arok pun terkesiap melihat  aurat dari wanita berwajah cantik rupawan tersebut. Melihat sepasang betis mulus yang bersinar mengeluarkan cahaya membuat Ken Arok langsung terpikat akan kecantikan Ken Dedes.

Ken Arok pun menceritakan pengalamannya tersebut kepada Lohgawe. Pendeta Buddha itu  pernah meramalkan bahwa akan ada seorang wanita yang cantik rupawan dengan ciri ciri seperti yang ada pada Ken Dedes,  yang nantinya akan menurunkan keturunan raja raja Jawa. Kemudian timbul niat jahat Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung untuk kemudian berhasrat merebut Ken Dedes dari sang akuwu Tumapel tersebut. Ken Arok bernafsu dan berambisi ingin keturunannya menjadi raja Jawa  sekaligus ingin memperistri Ken Dedes.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline