Lihat ke Halaman Asli

Tingkat Stres Guru Lebih Tinggi dari Pekerja Lainnya

Diperbarui: 26 November 2023   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mey Nia AGP

"Menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah, menurut riset lembaga internasional, RAND Corporation 2022, bahwa tingkat stres guru lebih tinggi dari pekerja lainnya",  hal ini yang disampaikan oleh Presiden Jokowi pada kegiatan HUT PGRI ke-78, di Kelapa Gading Jakarta, Sabtu, 25 November 2023.

Beliau menyampaikan, tingkat stres guru disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah perubahan kurikulum dan tingah laku para siswa. Selain itu kondisi guru di setiap daerah berbeda dengan guru yang tinggal di perkotaan, guru di perkotaan jauh lebih mudah hidupnya dibandingkan guru-guru yang bekerja di daerah 3 T (terdepan, terluar, dan tertinggal).

Semua itu sebabkan oleh fasilitas infrastuktur yang terbatas, juga fasilitas lain seperti teknologi yang kurang memadai, imbuhnya.

Dari apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi itu memang benar, guru dituntut harus menjadi guru yang berkualitas dan inovatif, siap dalam menghadapi perubahan global, dan menjalankan kurikulum pendidikan yang disesuaikan dengan zaman.

Tetapi tidak sedikit guru-guru didaerah hidupnya masih dalam taraf standar, hal ini disebabkan banyak faktor, terutama adalah faktor ekonomi, guru-guru yang tinggal didaerah terutama daerah 3T masih terkendala oleh fasilitas transportasi, jarak mengajar yang jauh dan harus ditempuh ratusan kilometer, transportasi tersebut bisa melalui darat atau sungai.

Selain itu minimnya fasilitas teknologi seperti ketersediaan sarana media pembelajaran, seperti laptop, wifi, internet, yang dapat menunjang guru dalam memberikan dan mempersiapkan pembelajaran, guru harus menyesuaikan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah yang sesuai dengan kondisi zaman.

Salah satu contoh lain dari keluhan seorang guru di daerah, yaitu saat pelaksanaan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2022, yang dilaksanakan secara daring/online selama kurang lebih 3 bulan. Banyak guru mengeluh terkendala masalah sinyal, keterbatasan biaya, serta informasi yang terbatas.

Kondisi ini beda dengan guru yang berada di perkotaan, dari segi fasilitas teknologi dan infrastruktur sudah memadai, menjadikan guru lebih mudah dalam menyesuaikan perubahan kurikulum.

Tetapi guru di perkotaan mempunyai masalah yang berbeda dengan guru yang ada di daerah, guru yang ada di perkotaan sering disibukan oleh beberapa kasus siswa yang mempunyai masalah dalam belajar, yaitu perubahan prilaku siswa dikarenakan pergaulan serta informasi yang mudah didapat, tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam hal belajar dikarenakan terlalu banyak bermain games online, menyebabkan menurunnya minat belajar.

Sebetulnya pemerintah sudah merancang dan menyesuaikan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan zaman, program-program pendidikan yang sangat bagus, tetapi pemerintah pun harus bisa melihat kondisi keadaan guru dengan lebih luas lagi. sehingga program-program pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan, agar tingkat stres guru pun bisa dihilangkan.

Terimakasih

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline