Pengolahan Sinyal Digital (DSP) merupakan ilmu yang mempelajari tentang manipulasi sinyal dalam bentuk digital. Sejarah pengolahan sinyal digital dimulai pada abad ke-19 dengan penemuan telegraf oleh Samuel Morse. Telegraf mengubah sinyal suara menjadi sinyal listrik yang dapat ditansmisikan melalui kabel.
Pada awal abad ke-20, Claude Shannon, seorang matematikan Amerika, menerbitkan sebuah teori informasi yang menjadi dasar teoretis DSP. Teori Shannon menunjukkan bahwa sinyal dapat dipresentasikan secara digital dengan menggunakan bit. Hal ini membuka jalan bagi pengembangan teknik-teknik DSP baru. Pertengahan hingga akhir abad ke-20, terjjadinya kemajuan pesat dalam teknologi semikonduktor dan perangkat keras, terutama dengan kemunculan chip sirkuit terpadu (IC) khusus untuk pengolahan sinyal digital. Hal ini memungkinkan implementasi algoritma dengan kecepatan tinggi dan konsumsi daya yang rendah.
Pada tahun 1960-an komputer digital mulai berkembang pesat. Hal ini memungkinkan para insiyur untuk mengembangkan algoritma DSP yang lebih kompleks dan efisien. Salah satu algoritma DSP yang paling penting adalah transformasi Fourier cepat (FFT), yang memungkinkan analisis frekuensi sinyal yang lebih cepat dan akurat.
Pada tahun 1970-an, DSP mulai diterapkan di berbagai bidang, seperti telekomunikasi, radar, sonar, dan pengolahan citra. Perkembangan teknologi Very-Large-Scale Integration (VLSI) memungkinkan pembuatan chip DSP khusus yang dapat melakukan operasi DSP dengan kecepatan tinggi.
Saat ini, DSP telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. DSP digunakan dalam berbagai perangkat, seperti telepon genggam, komputer, televisi digital, dan peralatan medis. Perkembangan DSP terus berlanjut dengan penelitian dan pengembangan algoritma baru dan aplikasi baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H