Lihat ke Halaman Asli

Dewi PuspaAnggraeni

Institut Teknologi Sumatera

Sejarah Pengolahan Sinyal Digital

Diperbarui: 8 Februari 2024   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

Pengolahan Sinyal Digital (DSP) merupakan ilmu yang mempelajari tentang manipulasi sinyal dalam bentuk digital. Sejarah pengolahan sinyal digital dimulai pada abad ke-19 dengan penemuan telegraf oleh Samuel Morse. Telegraf mengubah sinyal suara menjadi sinyal listrik yang dapat ditansmisikan melalui kabel.

Pada awal abad ke-20, Claude Shannon, seorang matematikan Amerika, menerbitkan sebuah teori informasi yang menjadi dasar teoretis DSP. Teori Shannon menunjukkan bahwa sinyal dapat dipresentasikan secara digital dengan menggunakan bit. Hal ini membuka jalan bagi pengembangan teknik-teknik DSP baru. Pertengahan hingga akhir abad ke-20, terjjadinya kemajuan pesat dalam teknologi semikonduktor dan perangkat keras, terutama dengan kemunculan chip sirkuit terpadu (IC) khusus untuk pengolahan sinyal digital. Hal ini memungkinkan implementasi algoritma dengan kecepatan tinggi dan konsumsi daya yang rendah.

Pada tahun 1960-an komputer digital mulai berkembang pesat. Hal ini memungkinkan para insiyur untuk mengembangkan algoritma DSP yang lebih kompleks dan efisien. Salah satu algoritma DSP yang paling penting adalah transformasi Fourier cepat (FFT), yang memungkinkan analisis frekuensi sinyal yang lebih cepat dan akurat.

Pada tahun 1970-an, DSP mulai diterapkan di berbagai bidang, seperti telekomunikasi, radar, sonar, dan pengolahan citra. Perkembangan teknologi Very-Large-Scale Integration (VLSI) memungkinkan pembuatan chip DSP khusus yang dapat melakukan operasi DSP dengan kecepatan tinggi.

Saat ini, DSP telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. DSP digunakan dalam berbagai perangkat, seperti telepon genggam, komputer, televisi digital, dan peralatan medis. Perkembangan DSP terus berlanjut dengan penelitian dan pengembangan algoritma baru dan aplikasi baru.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline