Artikel ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya yang dapat dilihat disini.
Tak ada seorang pun manusia yang siap menghadapi krisis akibat dari kondisi yang tidak pasti khususnya dalam situasi pandemik seperti sekarang ini. Akan tetapi sebagai mahluk yang diberi akal sudah seharusnya kita sebagai manusia modern senantiasa menyiapkan diri untuk segala kemungkinan terburuk yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
Artikel yang akan dibahas kali ini merupakan tindak lanjut dari tiga tahap yang sudah saya jelaskan diartikel sebelumnya, cek disini. Khususnya untuk warga yang terkena dampak langsung dari segi ekonomi karena diberlakukannya Lockdown/ PSBB di kota-kota besar seperti Jakarta yang mana bisa berpengaruh buruk pada kondisi finansial pribadi.
Tahap yang akan saya bagikan disini adalah bagian dari proses kebiasaan kecil atau 'mini habit' yang bisa dilakukan sebagai bentuk dari tindakan adaptasi. Seperti kata orang bijak "Bisa karena biasa" mungkin bagi orang yang tidak biasa melakukan management finansial pribadi akan merasa berat diawal tetapi tidak ada salahnya untuk dicoba jika kita mau belajar demi menghindari dampak buruk dari krisis yang bisa terjadi kedepannya.
Berikut adalah beberapa kebiasaan kecil yang dapat dilakukan untuk mengelola keuangan pribadi agar kita bisa 'survive' secara finansial dikondisi krisis seperti sekarang ini, yang berasal dari singkatan kata MINI HABITS :
- Monitor Spending : Sudah selayaknya kita melakukan langkah dasar yang krusial seperti ini untuk melacak setiap pengeluaran agar kita tahu kemana saja mengalirnya uang yang kita gunakan untuk kehidupan sehari-hari agar terhindar dari kondisi over spending atau istilah lainnya "besar pasak daripada tiang". Hal ini bisa dilakukan dengan membuat pembukuan sederhana dengan menggunakan aplikasi atau data excel.
- Initiate Financial Goal : Sebagai orang yang aktif secara finansial tidak ada salahnya untuk memulai merencanakan 'Financial Goal' agar kita tahu seberapa banyak dana yang dibutuhkan untuk menjaga kondisi keuangan kita agar tetap ada di level aman untuk sekarang dan masa depan.
- No More Debt : Dalam kondisi krisis seperti saat ini sudah selayaknya kita menghindari penggunaan kartu kredit untuk menyicil barang atau membeli barang yang tidak dibutuhkan. Pahami bahwa kartu kredit saat krisis hanya digunakan untuk kondisi darurat saja dan pastikan juga sisa tagihan sebelumnya sudah diselesaikan sebelum kondisi krisis bisa semakin memburuk kedepannnya. Bisa dimulai dengan cara menempelkan billing tagihan kartu kredit dipintu kulkas apabila masih terdapat cicilan tagihan agar kita selalu ingat untuk melunasinya.
- Insurance : Bukan hanya kesehatan kita saja yang perlu di asuransikan tetapi juga benda berharga yang kita miliki seperti surat berharga, property dan kendaraan bermotor yang sudah seharusnya kita jamin kondisinya dengan mengasuransikannya terkhusus disaat kondisi krisis seperti sekarang agar terhindar dari dampak buruk krisis ekonomi seperti kemungkinan adanya peristiwa kerusuhan.
- Having Second Income : Apabila kita khawatir akan menghadapi kondisi 'bangkrut' karena dampak pemutusan hubungan kerja yang mungkin bisa terjadi kapan saja maka tahap ini menjadi pilihan penting agar kita bisa tetap mendapatkan 'income' untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di kondisi seperti sekarang ini yang mana kontak fisik antar manusia dibatasi maka kita dapat mencoba mencari pekerjaan yang bisa dilakukan dirumah layaknya pekerjaan freelance yang disesuaikan dengan skill seperti penerjemah bahasa, web design, e-tutor dsb.
- Accommodate Limit on Budget : Untuk mengatur pengeluaran sehari-hari selain melakukan tahap pertama yaitu 'Monitor Spending' juga akan sangat penting dalam kondisi krisis kita membuat batas pengeluaran dengan menentukan 'limit budget' yang kita butuhkan. Pastikan budget yang ditentukan tidak melewati batas maksimal pengeluaran dan usahakan hanya untuk kebutuhan primer berdasarkan kemampuan finansial.
- Bank It : Menabung dikondisi krisis seperti sekarang mungkin akan terasa berat khususnya bagi orang yang mengalami PHK namun selama kita masih bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan normal maka tabungan menjadi hal wajib untuk jaminan hidup dimasa depan. Khususnya bagi yang sudah berkeluarga sudah seharusnya menjadikan tabungan sebagai prioritas untuk kehidupan yang lebih baik bagi keluarga tercinta. Tabungan itu sendiri tidak selalu harus dalam bentuk uang melainkan bisa juga dalam bentuk emas yang mana akan lebih menguntungkan di kondisi seperti sekarang karena harga emas yang biasanya lebih rendah disaat kondisi krisis.
- Invest : Lho kondisi krisis gini kok malah disuruh invest? Mungkin itu yang ada dipikiran kebanyakan orang, pada dasarnya investasi tidak harus dilakukan dalam jumlah besar dan untuk kegiatan usaha besar saja melainkan juga dapat dilakukan untuk usaha kecil menengah di lingkungan kita. Jadi tidak ada salahnya membantu penggiat UKM dengan berinvestasi agar usaha mereka bisa tetap berdiri didalam kondisi krisis saat ini.
- Think Long Term : Meski kondisi keuangan kita tidak bisa diprediksi karena kondisi yang serba tidak pasti tapi bukan berarti kita tidak memikirkan keuangan untuk rencana jangka panjang. Terkhusus bagi kita yang sudah berkeluarga alangkah baiknya jika kita menyisihkan dana khusus untuk keberlangsungan hidup bagi anak-anak kita dimasa depan seperti contohnya tabungan pendidikan atau bagi yang belum berkeluarga juga dapat mendepositokan dananya di Bank untuk keperluan yang akan datang seperti rencana menikah atau membeli rumah.
- Start Another Account : Pada akhirnya kita hanya perlu mempraktekkannya langsung dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti menyisihkan dana di akun tabungan khusus berupa deposito atau yang memang dialokasikan untuk keperluan 'urgent' maka diperlukan juga pembukaan akun baru di Bank agar tidak tercampur dengan dana yang digunakan sehari-hari. Dengan begitu kita bisa lebih mudah didalam melakukan monitor dan management keuangan pribadi . Pilih bank yang menerapkan 'free admin fee' atau biaya rendah untuk akun bank cadangan agar kita tidak terbebani oleh biaya bulanannya yang tinggi.
Demikian beberapa kebiasaan kecil yang bisa dilakukan dalam rangka menghindari dampak negatif dari kondisi krisis yang sedang kita alami. Semoga bisa bermanfaat untuk kita semua yang sedang berjuang didalam memerangi pandemik covid-19 saat ini. Pada akhirnya hanya manusia yang kuat secara mental dan finansial yang dapat bertahan melewati krisis.
Meski sekarang kita belum banyak memiliki aset atau tabungan pribadi bukan berarti kita tidak perlu peduli dengan kondisi keuangan dimasa depan, karena itu tidak ada kata terlambat untuk mencoba belajar mengatur keuangan pribadi dari sekarang agar kita bisa ikut berperan dalam membantu menstabilkan perekonomian di negeri kita tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H