Lihat ke Halaman Asli

Siang Itu di Terminal Tirtonadi Solo

Diperbarui: 23 September 2017   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tanggal 21 September 2017, saya mendapat undangan pernikahan teman di Solo, bertempat di Wisma Batari yang berada di jalan Slamet Riyadi,  jalan utama di kota Solo,  gedungnya memang  berada di tengah kota Solo, tapi saat ini yang mau saya ceritakan bukan soal Gedung Batarinya yang megah, atau posisinya yang berada ditengah kota Solo atau didepan gedung Batari tersebut ada rel kereta api, dan disinilah satu-satunya kereta api yang melintas ditengah kota. 

Kami berencana menghadiri resepsi tersebut,  setelah kami pertimbangkan, kami berencana untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi,  tapi memakai kendaraan umum,  mengingat hari itu tanggal merah,  dan weekend,  jadi kami perkirakan pasti lalu lintas akan ramai padat merayap.

 Akhirnya kami putuskan untuk menggunakan bis umum jurusan Semarang - Solo,  dan kami akan turun di terminal Tirtonadi Solo,  selanjutnya untuk menuju ke tempat resepsi kami akan menggunakan taksi atau transportasi online. 

Dan tepat tanggal 21 September kemarin akhirnya kami berangkat, menggunakan bis umum Jurusan Semarang - Solo,  Safari dan akhirnya kami tiba di terminal Tirtonadi di bagian pintu Barat,  disana kami disambut oleh tukang becak,  tukang ojek,  sopir taksi sambil menawarkan kendaraan mereka masing - masing,  tapi kami tidak mengiayakan,  mereka membuntuti kami,  meskipun kami tidak menjawab tawaran mereka,  karena kami capek menjawab "tidak pak,  mboten pak..." berulang kali,  akhirnya mereka meninggalkan kami sati persatu.

Tiba dipintu jurusan Timur, memang kami sengaja melewati pintu tersebut karena lebih mudah mencari transportasi dari situ,  dari situ saya mencoba untuk menggunakan transportasi online " Uber" dan memang kebetulan sedang ada promo untuk "Uber" wilayah Surakarta,  sambil menunggu mobil online pesanan kami datang, kami jalan pelan ke arah luar terminal,  disana kembali  kami disambut tukang ojek,  tukang becak sopir taksi dan satu lagi tukang menawari kamar hotel, memang samping terminal tersebut banyak sekali hotel - hotel, tapi kami diamkan saja dan tidak kami jawab.

Kami masih berdiri menunggu mobil online pesanan kami,  tapi masih ada bapak-bapak disitu yang terus menguntit kami sambil menawarkan hotel, awalnya memberikan penawaran dengan sopan. " Ada kamar kosong pak". Kami diamkan saja. Selanjutnya dia berkata  lagi,  " Ada yang gak harus nginep lho pak,  2 jam saja bisa." ini sudah membuat kuping pak Susi memerah.  Dan malah ditambah lagi, "Dua jam cuma 40 ribu saja, pak."

"Akhirnya tiba -tiba reflek tangan kiri pak Susi langsung mencengkeram kaos bapak tadi sambil menunjukkan kepalan tinju tangan kanannya,  sambil berkata, " Maksudmu apa, kamu kira kami ini apa? " bapak tadi ketakutan, dan tangan pak Susi saya tarik,  sambil saya histeris berteriak, " sudah,  sudah. " akhirnya dilepas oleh pak Susi, sambl berkata, " Duwe pikiran sing waras,  ojo mesum wae." kami tinggalkan dia,  dan beruntung mobil online kami akhirnya datang,  dan kami naik kedalam mobil tersebut. 

Dalam mobil online, kebetulan drivernya masih muda dan ramah,  sambil jalan kami ceritakan kejadian tadi. Dan memang menurut Mas yang membawa mobil online tersebut, di sekitar Terminal Tirtonadi masih ada tempat dengan konotasi negatif,  jadi setiap ada perempuan sendiri atau perempuan dengan laki - laki jalan di daerah sekitar situ,  pasti akan dikontasikan negatif. 

Jadi memang ada tempat - tempat tertentu meskipun sudah direnovasi sedemikian rupa tapi masih juga dikonotasikan negatif, sayang sekali. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline