Tanggap bencana adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko bencana dengan segera pada saat terjadinya bencana, antara lain:
- Kegiatan penyelamatan korban/ evakuasi
- penyediaan kebutuhan dasar/pokok meliputi: makanan dan minuman
- penyediaan tempat yang aman untuk pengungsi
- pemulihan prasarana( renovasi) lokasi yang terdampak banjir.
semua itu adalah hal yang harus dilakukan oleh anggota rescue. Tanggap resiko bencana harus dilakukan oleh orang-orang yang terlatih/ berpengalaman dalam bidang kebencanaan. tanpa pengalaman dalam hal kebencanaan maka, akan menambah resiko dalam bencana tersebut. selain pengalaman peralatan untuk kegiatan tanggap resiko bencana juga harus dimiliki oleh orang-orang tersebut.semisal tanggap resiko bencana banjir seorang atau kelompok yang melakukan kegiatan tanggap bencana harus sudah terlatih dan juga memiliki peralatan untuk penanganan bencana banjir,seperti perahu karet,pelampung,helm rescue dan sebagainya.
awal tahun kemarin di wilayah kabupaten Pati jawa tengah terjadi bencana banjir yang merendam puluhan ribu hektar lahan pertanian dan juga pemukiman warga,seperti biasa karena saya adalah seorang relawan kebencanaan maka setiap kali ada bencana,apapun itu bencananya pasti di mintai tolong untuk membantu kegiatan tanggap bencana, dan pada waktu itu pintu air dari bendungan Babalan yang berada di Kudus di buka 2 pintu arah sungai Silugonggo yang mengalir di sepanjang wilayah kabupaten Pati. Dari teman sesama relawan yang mendapatkan informasi langsung menghubungi saya, kebetulan dalam komunitas saya yaitu KRI ( Komunitas Independen) untuk wilayah Pati Rembang saya sebagai koordinator lapangan/KORLAP. Saya langsung mengumpulkan anggota yang tergabung dalam KRI dan menyiapkan segala peralatan yang di perlukan kemudian berangkat ke lokasi yang biasa terdampak banjir paling parah.saya bersama anggota dan beberapa relawan dari Pati menuju desa Ngastorejo untuk melakukan evakuasi warga dengan perahu karet yang kami bawa.setelah tidak ada lagi warga yang perlu di eakuasi kami berpindah ke tempat lain untuk melakukan kegiatan yang sama.
karena banjir yang terjadi sudah berlangsung beberapa hari dan belum ada tanda-tanda surut maka dari pihak pemerintah Pati yaitu bapak Bupati mengintruksikan kepada BPBD untuk mendirikan dapur umum guna memberikan jatah makanan untuk para korban banjir.dalam penanganan bencana banjir BPBD membentuk panitia yang terdiri dari berbagai komunitas relawan se-kabupaten Pati,yang di ketua-i oleh Bapak PASIOP dari KODIM Pati. Setiap hari di dapur umum memasak sebanyak 3 kali untuk makan waktu pagi siang dan sore,untuk kegiatan memasak yang dirasa paling berat yaitu untuk jatah makan pagi karena harus dimasak pada tengah malam agar paginya bisa selesai dan bisa di kirim ke tempat-tempat pengungsi korban banjir. setelah banjir berangsur surut dan dapur umum ditutup masalah baru muncul yaitu sumur-sumur warga menjadi keruh dan tidak dapat diambil airnya untuk dikonsumsi. Banjir tersebut membuat kerugian yang terbilang cukup besar, karena banyak warga yang kehilangan barang berharga miliknya.
Maka dari itu, sebelum terjadi hal yang tidak di inginkan dan untuk menanggani hal tersebut kita bisa mengasuransikan semua yang kita miliki, agar suatu saat nanti jika terjadi hal yang tidak diinginkan, kita tidak akan menerima kerugian yang begitu banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H