Lihat ke Halaman Asli

Dewi Pagi

TERVERIFIKASI

[FR] Setan Diskon

Diperbarui: 14 Juli 2015   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="foto dari BBM Dewi"][/caption]

Mumun manyun. Seminggu lagi Lebaran tapi THR belum di tangan. Mumun
morang-maring. Seperti cacing yang dijemur di bawah matahari.
Meliuk-liuk karena kepanasan.

"THR tuh dibagiin kapan sih, Teh?" Sambil bicara, lihai tangan Mumun
menggunting benang-benang yang menyembul di setiap sudut pakaian.

"Katanya tiga hari lagi, Mun." Ida, seniornya di pabrik tempat Mumun
bekerja menjawab singkat.

"Lama banget..."

"Ssst, denger-denger THRnya nggak penuh. Bosnya lagi pusing, katanya
tahun ini penjualan lesu. Masih bagus di pabrik tempat kita kerja
nggak ada yang diPHK. Gara-gara Jokowi jadi presiden, Mun."

"Ih, si teteh mah, apa hubungannya sama Jokowi? THR kan udah jadi hak
kita sebagai pekerja, Teh..."

Ida nyerocos terus. Maklum, dia salah satu member yang gabung di
serikat buruh. Mumun melongo. Mumun tak mengerti politik. Cuma ngerti
kalau dia kerja, pasti dapat hasil berupa upah. Itu saja. Cara
berpikirnya memang sesederhana itu.

***

Mumum menghitung-hitung. Bukan, bukan menghitung untung. Mumun
menghitung bila THR keluar, apa saja yang mau ia beli. Hmmm...

Khusus Lebaran tahun ini, Mumun harus jadi primadona di kampung. Kalau
perlu hukumnya wajib. Tahun lalu Mumun belum bekerja. Mumun hanya
hidup dengan Abah yang berpenghasilan dari warung kopi. Mumun tak tega
bila harus membebankan Abah apalagi hanya demi baju dan sepatu
Lebaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline