Lihat ke Halaman Asli

Dewi Pagi

TERVERIFIKASI

Percakapan di Ruang Dewan

Diperbarui: 8 Juli 2015   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Bagaimana ini yah, susah kalau sekarang...yang di sebelah sana tidak bisa disuap. Sok bersih! Munafik! Duh apesnya yang terpilih di periode ini." Tubuh berperawakan tinggi berbisik-bisik, berkeluh kesah pada lelaki bersafari abu-abu yang duduk di sebelahnya.

"Hehehe, terima nasib dulu saja. Tapi barangkali masih ada yang bisa kita mainkan. Bukankah selalu ada jalan ke Roma?" Seketika muncul kedua tanduk berwarna merah menyala di kepala lelaki berumur lima puluh tahun yang diajaknya bicara.

"Maksudnya? Gimana caranya?" Kedua alisnya berkernyit. Seperti lengkungan sabit.

"Ssssttt, jangan bicara di sini, nanti kita ketemu di luar saja. Meja dan kursi di sini saya percaya punya mata, telinga dan mulut. Bisa bocor." Lelaki bertanduk itu pura-pura sibuk kembali membereskan setumpuk berkas di atas mejanya. Menurut agenda, sepuluh menit lagi sidang persoalan rakyat akan digelar.

***

Dua lelaki berbaju batik motif burung garuda dari satu partai yang sama terlihat mencuri-curi obrolan di sela-sela sidang paripurna.

"Ssst, bagaimana proyek yang kemarin? Sukses?"

"Payah, sistem sudah berjalan. Susah bermain kita..."

"Hmmm..."

"Jadi bagaimana ini ya, Pak? Kering lahannya sekarang."

"Kalau kering yah disiram saja, hahaha..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline