Lihat ke Halaman Asli

Dewi Pagi

TERVERIFIKASI

Seperti Hujan Bulan Juni

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagiku...kau tabah, bijak, arif, seperti 'Hujan Bulan Juni'
saat wajah matahari seringaikan beribu tajam geligi
genitnya mencubit sekujur pori-pori, ujung kepala hingga kaki
ciutkan kedua pupil karena terik yang menjadi-jadi
.
Bukan. Ini bukan tentang sajak Sapardi
bukan pula celoteh sastra kontemporer tingkat tinggi
ini hanya tentang kau, temali kasihku di hati
tentang rindu yang tak pernah berhenti kutuliskan untukmu lewat puisi
.
Degup hari yang kini begitu teduh karenamu, jadi semakin teduh
begitu setianya kau hapus segala lukaku yang berpeluh
seperti rindang pohon yang berkerumun, saling bercerita
seperti tarian air di atas kering sahara, lepaskan dahaga
.
Kau. Kau hujan pada kemarau musimku
sejak penghujung bulan Juni lalu
Kau. Kau matahari pada hujan lebatku
hangatnya penuhi dinding hati yang sempat membeku
.
Biar. Biarkan saja Tuan Sapardi tahu
barangkali akan mengampuni
tlah ku curi sebaris puisi untuk melukiskanmu
karena kau...kau adalah sebenar-benar pantulan 'Hujan Bulan Juni'
.
.
Kampung Hujan, 090514
.
.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline