Lihat ke Halaman Asli

Dewi Pagi

TERVERIFIKASI

Demokrasi Berkarat

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kata mereka itu rumah rakyat
tempat berdemokrasi capai mufakat
wadah senandung suara hati tertambat
pada ruang-ruang terbuka bahkan privat
.
Terdengar jumawa derit sejumlah kursi berwarna coklat
suara-suara istimewa berbisik singkat
lobi-lobi halus hingga tarik urat
semua (katanya) demi kepentingan masyarakat
.
Di sana raga kita tak tercatat
hanya suara hati sisakan panjang riwayat
tentang cita-cita akan negeri yang hebat
menitip gunung harapan pada mereka yang menjabat
.
Wakil rakyat terpilih bukan hasil ajang pencarian bakat
namun mengapa selalu mahir berakrobat?
demi lautan syahwat
main sikat main embat seperti manusia tak berderajat
.
Tetapi apa boleh buat?
tampaknya rumah itu tak lagi menyimpan amanat
hanya jadi sarang tikus-tikus pengerat
dan lorong-lorong aspirasi yang tersumbat
.
Sudahkan semua terlambat?
saat pilar-pilar penyangga telah berkarat
masih bisakah kita menggugat?
ketika mereka menutup pintu nurani rapat-rapat
.
Jangan bilang semua atas nama rakyat
karena rakyat hanya disuguhkan drama berbingkai mudharat
lakon para pecundang bersindikat
yang bertopeng malaikat
.
Bila bejat nafsu telah bersuara bulat
rakyat dipaksa ikut sepakat
hidup pun semakin perih tersayat
impian tanah air sejahtera buyar lalu tamat
.
Entah kapan mereka bertobat
mungkin saat hilangnya martabat
atau barangkali ketika KPK menjerat
hingga tahta tak lagi terasa nikmat
.
.
Kampung Hujan, 011014
.
.
Selamat kepada anggota DPR RI periode 2014-2019 yang hari ini telah disumpah berjamaah. Semoga amanah bila tak ingin kena getah akibat rakyat bersumpah serapah.
.
.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline