Lihat ke Halaman Asli

Dewi Pagi

TERVERIFIKASI

{DEAR PPA} Perempuan Berkaki Surga

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

142512163824982606

[caption id="attachment_353346" align="alignnone" width="650" caption="Foto dari loverofsadness.com"][/caption]

- Dewi Pagi | No.peserta 67 -
.
.

Sukar kuhentikan
ketika namamu ter-eja dalam puja
sampai matahari bertengger di utara
bulan gugur matikan malam
akar-akar pohon sembunyi di langit kelam
air hujan tumbuh rambati bumi
pelangi musuhi bidadari
.
aku dipanah rindu
padamu tempat aku linangkan risau pilu
masihkah aku bersemayan di benakmu?
masihkah kau terperangkap dalam kenangan?
saat hangat rahimmu jadi rumahku
.
"Bersiaplah, ujian dunia menantimu..."
"...tapi tak perlu khawatir, untukmu doaku terijabah hingga ku melepas nyawa..."
kau ceritakan kelumit janji Tuhan
kau kata Tuhan tak pernah ingkar
.
namun kini aku serupa bunga mati di hadapanmu
inginnya kusentuh harum tubuhmu
sisipi rindu yang tak palsu
agar ku tak lagi layu
engkau tahu aku tak mampu
.
janganlah abaikan aku
walau deras dosa
kerapkali membakar hatimu
janganlah diamkan aku
sebab keras batu di kepalaku
acapkali basahi indah matamu
melukai lembut perasaanmu
.
engkau semakin menua
tuturmu tlah kau siapkan satu pusara
bersisi dengan belahan jiwa
sungguh jangan kau tinggalkan aku lebih dulu
sebelum kakiku seperti kakimu
sebelum cintaku seperti cintamu
.
ah, ingin kuhapus lebam deritamu
sembuhkan perihmu
andai saja kupunya daya upaya
namun mustahil bagiku menafsirkan segala luka
sebab engkaupun begitu
.
tahukah engkau wahai pualamku
hikayatmu adalah riwayat cintaku
tentang kesetiaan
tentang kesabaran
tentang ketabahan
dan keteguhan hati
kucuri semua dari dirimu
.
Tuhanpun maklumiku
cemburuku buta terhadapmu
jilat apinya riuh bergemuruh
mauku jadi sepertimu
karena segala rahmat nikmat kau kunyah
sedang siapalah aku ini?
.
hasratku
rubuhkan seribu malam untukmu
mimpiku
nyalakan seluruh cahaya di dunia
tegakkan anak-anak samudera
menjala matahari
demi engkau seorang diri
.
kelak saat nafasku tersisa di ubun-ubun kepala
kau kan tahu yang sebenarnya
bahwa air mataku selalu kejatuhan cinta
pada kekal telapak kakimu, Ibu...
.
.
Kampung Hujan, 280215
.
.

[caption id="attachment_353347" align="alignnone" width="552" caption="Foto dari kompasiana.com"]

1425121705647987112

[/caption]



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline