Lihat ke Halaman Asli

Secangkir Cappucino Cinta untuk Dia

Diperbarui: 21 September 2015   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kisah bermula dari sebuah kedai kopi yang berada di tengah hutan. Si pemilik kedai ~ seorang perempuan penuh cinta ~ selalu melayani pelanggannya dengan senyum. Hidupnya berbalur duka, sekujur tubuhnya menggurat derita yang menyatu dibawah kulit cokelat eksotisnya. Walaupun dia penjual kopi jempolan tetapi dia tidak suka minum kopi. Aneh bukan?? Dia hanya suka pada aroma harum kopi yang terbang membubung ke udara, seperti embun yang menguap di pagi hari ~ bagaikan perasaan cintanya yang pudar terbawa matahari senja. Tanpa pernah diduganya, dia mendapatkan suatu anugerah dari Yang Maha Kuasa ~ dengan diantarkan oleh seekor rajawali raksasa ~ dia dibawa berkelana sekaligus merasakan sensasi kopi di negara romantis yang berbalut salju sepanjang waktu. Negara yang penuh dengan menara dan kanal-kanal eksotis yang hanya terlintas dalam mimpinya selama ini. Terasa bagaikan mimpi merasakan nikmatnya cairan cokelat muda bernama cappucino yang menari indah di atas lidahnya.

Dia begitu kagum dengan keindahan rasa pahit berpadu manis dan gurih yang mengguncang pembuluh sarafnya. Dia juga merasa sangat tersanjung karena secangkir cairan indah itu diberikan dengan penuh senyum oleh seorang lelaki bermata biru tanpa dia ketahui darimana asal usulnya. Hari berlalu, sensasi kafein dari cappucino telah lama lenyap dari lidah dan otaknya, dirinya telah terbaring dengan damai di atas dipan tuanya, tetapi senyuman manis dan pandangan sayang lelaki bermata biru itu tetap tertinggal dihatinya. Bagaikan ampas kopi yang meninggalkan bekas di dasar cangkir dan tidak sirna oleh bilasan air. Di dalam suasana temaram lampu pelita, perempuan itu duduk dengan tenang di dalam kedai kopinya ... Cintanya yang terpendam kepada ksatria bermata biru itu membuat rona wajahnya memerah dan terlihat semakin manis, semanis kopi legit yang selalu dibuat untuk pelanggan di kedainya.

\Dia tersenyum kecil, merenungkan kembali pertemuan singkat namun terasa begitu manis ~ dengan lelaki berambut cokelat ~ yang selalu dirindukannya sepanjang waktu. Hatinya terus berdoa dan setia menunggu datangnya burung rajawali ~  yang dia yakini  ~ akan membawanya bertemu lagi dengan dia ~ sang pujaan hati bermata biru bagaikan permata ~ lelaki asing pemberi kopi cinta yang akan tetap ditunggunya sampai akhir hayatnya. Dia hanya tahu ~ setia berarti penantian panjang tanpa akhir ~ dan dia menerimanya sebagai takdir yang harus dijalaninya. Dalam cahaya temaram, dia lalu memegang ceret kopinya dengan penuh cinta, masih terasa hangat dengan sedikit uap panas keluar dari corongnya. Dielusnya dengan pelan ceret antik itu. Dengan penuh kasih dia berbisik perlahan ~ ceretku sayang, kamulah teman setiaku, tempatku berbagi suka dan duka. Temanilah aku disini, menunggu datangnya waktu mempertemukan aku dengan kekasih pujaanku yang berada di seberang lautan. Hanya dia yang kucintai dan selalu ada dalam hatiku ...sampai datang ajal menjemput nyawaku ....~GR~




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline