Lihat ke Halaman Asli

Dewi Nur Naidab

Universitas Muhammadiyah Malang

Pengaruh Media Sosial Terhadap Psikologis Remaja

Diperbarui: 19 Desember 2024   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Di era digitalisasi saat ini sangat mudah untuk siapapun mendapatkan informasi, salah satunya penggunaan media sosial. Tak sedikit yang menggunakannya, media sosial sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk keperluan pribadi, sosial maupun bisnis. Dengan kemudahan akses dan berbagai fitur yang ditawarkan, media sosial memungkinkan penggunanya untuk dapat berkomunikasi serta membangun jaringan secara luas dan cepat, hal ini dapat memberikan dampak yang signifikan terutama pada remaja. Dalam konteks penggunaan media sosial, remaja dapat memperoleh informasi tentang berbagai topik dan perkembangan terkini dengan mudah melalui platform online yang tersedia. Fenomena ini mengubah cara remaja mendapatkan dan berinteraksi dengan informasi, serta membuka pintu berbagai peluang dan tantangan.

Adanya media sosial tersebut tentunya akan memengaruhi kesehatan mental remaja, isu ini semakin kompleks seiring dengan peningkatan penggunaan media sosial yang berlebihan. Berbagai platform yang tersedia seperti, Facebook, Instagram, Twitter telah menciptakan lingkungan digital yang memicu peningkatan risiko stres, kecemasan, dan depresi di kalangan remaja. Remaja yang terlalu banyak terpapar konten yang tidak mendidik, standar kecantikan yang tidak realistis, atau bahkan cyberbullying yang terjadi di media sosial menjadi faktor yang memengaruhi kesehatan mental. Remaja mungkin akan merasa tertekan untuk menyesuaikan diri dengan ilustrasi ideal yang seringkali trend di dunia maya, hal ini menimbulkan ketidakpuasan terhadap penampilan dan identitas diri remaja. Remaja sebagai kelompok yang rentan perubahan, yang sering kali terpapar berbagai bentuk iklan yang dirancang untuk memikat dan membangun keinginan konsumtif. Misalnya konten yang menampilkan gaya hidup yang glamor, produk fashion yang terkini,atau teknologi yang canggih dapat menciptakan ekspektasi yang tidak reaslistis dan dorongan mengikuti tren terbaru. 

Paparan terus-menerus terhadap pesan-pesan dapat membentuk persepsi remaja tentang nilai diri mereka berdasarkan kepemilikan barang. Penggunaan taktik pemasaran yang cerdik, seperti diskon eksklusif atau model iklan yang menarik dapat meningkatkan daya tarik suatu produk. Hal ini memicu perilaku implusif di kalangan remaja,yang tergoda untuk membeli barang yang sebenarnya tidak perlukan. Perilaku konsumtif di kalangan remaja ini menjadi perhatian serius seiring dengan paparan terhadap iklan dan konten komersial melalui media sosial. Penyesuaian diri dengan norma-norma konsumtif dapat menciptakan tekanan sosial yang mendorong remaja untuk mengikuti tren tanpa mempertimbangkan secara matang.

Selain itu adapun dampak positif media sosial yang dapat menguntungkan kehidupan yaitu kemudahan koneksi sosial. Adanya media sosial dapat terhubung dengan orang-orang dan keluarga yang berada di lokasi yang berbeda. Dengan fitur videocall maka memudahkan komunikasi dengan keterbatasan waktu dan geografis. Hal ini menciptakan rasa kebersamaan yang berkelanjutan dan membangun hubungan yang kuat di dunia nyata. 

Media sosial menjadi sumber informasi yang mudah diakses. Remaja dapat memperoleh informasi tentang berbagai topik dan perkembangan terkini dengan cepat melalui platform media sosial. Mereka dapat mengikuti akun-akun yang menyoroti aspek sains, teknologi, seni, atau membahas isu-isu sosial yang sedang relevan. Media sosial juga dapat membantu remaja menemukan kelompok yang memiliki minat yang sama. Mereka dapat berbagi pengalaman, mendapatkan dukungan, dan merasa dirinya diterima di lingkungan yang positif. Media sosial juga bisa menjadi platform bagi remaja untuk mengekspresikan diri, dan mengembangkan kretivitas dan bakat mereka.

Peningkatan literasi digital di kalangan remaja ini perlu didorong pemerintah dan sekolah. Dengan mengadakan program edukasi tentang penggunaan media sosial yang bertanggung jawab, etika, dan cara mengenali konten berbahaya. Selain itu peran orang tua tidak kalah penting, mereka harus membimbing anak dalam penggunaan media sosial, memantau aktivitas online. Dalam hal ini jika remaja mengalami masalah kesehatan mental akibat pengguna media sosial, mereka sebaiknya mencari informasi atau dukungan profesional dari psikolog. Pengembangan platform media sosial juga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak dengan mempertimbangkan fitur keamanan, seperti pencegahan cyberbullying, kontrol konten,dan verifikasi usia.

Kesimpulannya, media sosial memiliki dampak yang kompleks terhadap perkembangan remaja. Di satu sisi media sosial menawarkan peluang yang luar biasa dalam hal koneksi sosial, akses informasi, dan pengembangan diri. Namun,di sisi lain media sosial juga menyimpan potensi yang berbahaya dapat mengancam kesehatan mental, perilaku konsumtif,dan perkembangan sosial remaja. Penting bagi orang tua, pendidik,masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak media sosial dan mengembangkan strategi dan meminimalkan resiko yang timbul. Bimbingan yang tepat adalah kunci membantu remaja memanfaatkan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline