Lihat ke Halaman Asli

teori empati dari Martin Hoffman

Diperbarui: 18 Januari 2025   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

**Teori Empati Martin Hoffman: Menyelami Proses Empati dalam Psikologi**

Empati merupakan kemampuan untuk merasakan atau memahami perasaan orang lain, yang sangat penting dalam hubungan sosial dan interaksi antar individu. Salah satu tokoh yang berperan besar dalam pengembangan teori empati adalah Martin Hoffman, seorang psikolog perkembangan yang memfokuskan penelitiannya pada dimensi sosial dan moral dalam perkembangan anak. Dalam karya-karyanya, Hoffman menawarkan pemahaman yang mendalam mengenai proses empati, terutama dalam konteks perkembangan psikologis individu. 

### 1. **Pendahuluan: Apa itu Empati?**

Secara umum, empati didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengenali dan merasakan perasaan atau emosi orang lain. Empati bukan hanya sekedar merasakan apa yang dirasakan orang lain, tetapi juga memahami perspektif mereka, yang pada gilirannya dapat mendorong tindakan yang mendukung kesejahteraan orang tersebut. Martin Hoffman mengembangkan teori yang memperjelas bahwa empati adalah sebuah proses yang berkembang seiring dengan perkembangan usia dan kapasitas kognitif individu.

### 2. **Empati pada Anak Menurut Martin Hoffman**

Hoffman menyatakan bahwa empati berkembang dalam beberapa tahap yang sejalan dengan perkembangan kognitif dan emosional anak. Dalam pandangannya, empati bukanlah sesuatu yang bawaan sejak lahir, melainkan suatu kemampuan yang tumbuh seiring waktu, dipengaruhi oleh pengalaman, interaksi sosial, serta perkembangan moralitas anak.

#### a. **Tahap Awal: Empati yang Tidak Terkendali**

Pada tahap awal kehidupan, yaitu sekitar usia 1 hingga 2 tahun, anak-anak mulai menunjukkan respons empatik. Namun, pada tahap ini, empati masih sangat terbatas. Mereka merespons emosi orang lain secara instingtif dan langsung, tanpa adanya pemahaman yang mendalam tentang perasaan orang tersebut. Misalnya, seorang bayi mungkin merasa terganggu jika mendengar tangisan bayi lain, namun hanya karena suara tersebut mengganggu kenyamanannya, bukan karena ia memahami bahwa bayi tersebut merasa sakit atau kesedihan.

#### b. **Tahap Menengah: Pengembangan Respons Empatik**

Pada usia 2 hingga 3 tahun, anak-anak mulai mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang perasaan orang lain. Mereka mulai menunjukkan lebih banyak kepekaan terhadap perasaan orang lain, meskipun masih cenderung bersifat egois. Sebagai contoh, mereka mungkin menawarkan mainan kepada teman yang sedang sedih, namun itu lebih untuk mengalihkan perhatian daripada benar-benar memahami perasaan temannya.

#### c. **Tahap Lanjut: Empati yang Kompleks**

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline