Profit dan omset menjadi target dari setiap perusahaan penghasil barang maupun jasa. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha agar target yang telah disusun baik jangka pendek, menengah maupun panjang dapat tercapai atau bahkan melebihi dari yang sudah ditetapkan.
Inovasi adalah hal mutlak yang harus dilakukan oleh setiap organisasi jika ingin memenangkan persaingan bisnisnya, salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah inovasi paradigma yakni melakukan perbaikan dan pembaharuan perusahaan dalam membentuk citra atau pandangan dari konsumen terhadap perusahaan agar sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.
Inovasi tidak harus berubah dalam skala yang besar melainkan dapat pula dalam skala yang kecil atau ringan, apalagi sebagai awalan. Memulai suatu perubahan atau menciptakan pembaharuan selain tidak mudah, juga membutuhkan biaya yang cukup besar, itulah mengapa banyak perusahaan yang memilih untuk melakukan inovasi sederhana yang tidak membutuhkan dana terlalu besar namun dapat mendatangkan keuntungan sesuai dengan yang diinginkan.
Keuntungan dalam hal ini dapat berupa materi atau hal lain yang intangible namun sangat bernilai bagi perusahaan, citra yang positif misalnya. Perubahan yang sederhana namun jika konsisten dan terus menerus dilakukan maka akan mendatangkan hasil yang luar biasa, kuncinya adalah konsistensi.
Sejalan dengan organisasi lain yang ingin melakukan inovasi untuk meningkatkan profit, Rumah Sakit Islam (RSI) yang berlokasi di Cempaka Putih, Jakarta Pusat pun turut ambil peran dalam menarik perhatian masyarakat. Hari ini (20/8) saya memeriksakan mata ke RSI, sejak awal pendaftaran sampai dengan sepasang mata ini diperiksa terasa tidak ada yang berbeda. Dapat dikatakan tidak ada inovasi yang saya rasakan selaku pasien di dalam proses ini, semuanya sama seperti beberapa tahun sebelumnya. Berbeda halnya ketika saya usai memeriksakan mata dan bergegas pergi ke loket pembayaran.
Setelah proses pembayaran selesai, selain diberikan selembar kuitansi saya juga diberikan sepotong kertas kecil--namun sayangnya tidak sempat saya foto--dan jika saya tidak salah ingat bertuliskan kupon snack atau kalimat berbeda dengan arti yang serupa. Sambil menyerahkan kuitansi dan kupon snack, petugas kasir menjelaskan bahwa saya dipersilahkan menukarkan kertas kecil tersebut ke bagian pendaftaran.
Saya ikuti arahannya sambil harap-harap cemas makanan ringan macam apa yang akan saya dapatkan dan terlebih lagi ini terjadi sedang dalam rangka apa. Akhirnya saya serahkan kupon tersebut kepada petugas pendaftaran lalu kemudian saya diberi sebungkus makanan ringan namun terasa berat berikut selembar kertas promosi produk RSI.
Wow! Sederhana tapi saya yakin dampaknya luar biasa bagi pengelola Rumah Sakit ini. Tingkat kegembiraan pasien yang mendapatkan sebungkus snack ini tentu tidak dapat diukur, namun apa yang akan didapatkan oleh pihak Rumah Sakit pasti ada ukurannya, misalnya dari peningkatan angka pasien dibandingnya bulan-bulan sebelumnya, tidak harus pasien yang menderita sakit tetapi juga pasien yang peduli dengan tindakan preventif kesehatan.
Jika dihitung secara materi bukanlah angka yang besar untuk 1 potong roti, 1 kotak susu 200ml, sebungkus plastik kecil dan selembar kertas promosi yang juga berukuran kecil. Namun yang menjadi harapan organisasi tentu tidak kecil, citra sebagai Rumah Sakit romantis yang amat menyayangi pasiennya bisa jadi akan terbentuk paska program bagi-bagi snack ini berakhir.
Siapa yang tidak suka diberi kejutan? Siapa pula yang tidak menyukai makanan ringan? Adalah bukan hal rumit yang dipikirkan oleh pihak RS untuk berbuat sesuatu yang berbeda bagi pasien, karena kembali pada hakikatnya inovasi yakni tidak harus berubah secara radikal, melainkan dapat dilakukan secara incremental atau perubahan yang sederhana saja.
Selain berisi roti dan sekotak susu, terdapat juga lembar promosi pemeriksaan kesehatan dalam rangka turut memeriahkan HUT Ke 74 Republik Indonesia. Mungkin ada sebagian orang yang melihat dari sisi digitalisasi, di mana saat ini semuanya sudah serba digitalize, namun mengapa RSI masih menempuh jalan konvensional untuk mempromosikan salah satu produk mereka.