Tidak terdengar huru-hara sebelum perhelatan akbar dimulai, tetapi mampu memberikan sajian acara yang membuat hati dan jiwa bangsa Indonesia bergelora. Dialah Wishnutama, pria paruh baya yang mungkin namanya sering terdengar di udara namun sosoknya memang tak setenar bintang film lainnya.
Belajar dari Wishnutama yang tidak banyak mengumpat sana-sini terkait bidang kreativitas pertelevisian yang dia lakoni, tetapi dengan kekuatan tim dibawahnya dia mampu membuka banyak mata sekaligus mengajaknya "jangan banyak bicara, ayo kerja!".
Banyak sekali pribadi-pribadi yang bertolak belakang dengan Wishnutama, terlalu banyak bicara namun sedikit sekali hasilnya. Sebelum acara pembukaan Asian Games 2018 sukses digelar, mungkin publik belum banyak yang mengenalnya, dan bisa jadi hanya kalangan artis-artis saja yang akrab mendengar namanya.
Tapi tidak dengan saat ini, pasca pembukaan kompetisi olahraga tingkat Asia tersebut digelar nama WIshnutama sebagai salah satu sosok penting dibalik layar bergema di mana-mana.
Kerja yang tidak terlalu banyak bicara di muka umum atau dalam bahasa saya adalah underground, memang sangat elegan. Diam-diam menghasilkan sesuatu dibandingkan dengan yang banyak sekali promosi diri dam kemampuan namun karyanya belum banyak tercipta.
Saat ini banyak sekali masyarakat yang tentu ingin mengenal lebih jauh siapa Wishnutama, sosok pria tenang penghasil karya seni berkebudayaan Indonesia kelas dunia.
Bagaimana jika dibandingkan dengan masyarakat yang kerap kali melontarkan kritikan terhadap pihak-pihak tertentu, mencemoohnya, menganggapnya tidak bisa kerja, bersuara di mana-mana baik di dunia maya maupun nyata, ada saja kesalahan seseorang di matanya, jika diberi pertanyaan apa yang sudah dia hasilkan untuk dirinya atau bahkan Indonesia?
Mungkin saja belum ada, yang ada hanyalah kritikan terus menerus yang tak kunjung usai. Terlalu banyak bicara dan sangat gemar menilai orang lain, namun ia lupa menilai dirinya sendiri, apa yang sudah ia hasilnya untuk lingkungannya sendiri.
Meniru gaya kerja Wishnutama rasanya sah-sah saja, percaya diri, yakin pada kemampuan diri dan tim, serta bertekad mewujudkan apa yang menjadi mimpi tanpa harus banyak bicara ke sana-sini. Hasilnya ada, bekerja dan berlelah-lelah setiap hari namun di suatu waktu dia mampu memberikan karya nyata yang banyak dicinta dan dipuja.
Lantas bagaimana dengan kita? Sudahkah sedikit bicara tapi banyak bekerja? Banyak menghasilkan karya nyata dalam kesenyapan yang memang sengaja kita ciptakan?
Wishnutama hanyalah contoh nyata yang kini ada di depan mata. Seorang pekerja sunyi senyap namun mampu menghasilkan sebuah karya yang gegap gempitanya terasa seindonesia. Tidak kah kita ingin menjadi sepertinya? Sebelum menjadi lebih dari dirinya.