Sebuah kawasan bernama Nagari Pariangan yang terletak di Provinsi Sumatera Barat, sekitar tiga jam perjalanan dari Kota Padang, atau persisnya ada di lereng gunung merapi, memang pernah dinobatkan sebagai desa terindah di dunia. Oleh siapa? Yakni oleh sebuah media dari negara Amerika Serikat yang bernama Travel budget. Bangga? Pastinya. Apakah benar-benar indah melebihi desa-desa lainnya? Walaupun indah itu relatif namun tetap saja pemandangan yang ada di Nagari Pariangan ini benar-benar mampu menyejukkan mata.
Seluruh rumah yang ada di desa ini terbut dari kayu lengkap dengan hiasan-hiasan Ranah Minangnya. Udara di Nagari Pariangan ini juga amat sejuk dan menyegarkan, terlebih lagi saat saya tiba di sana gerimis mulai menyapa, sehingga membuat dedaunan yang ada di sana terlihat lebih segar dan indah. Kesejukan terang saja dimiliki oleh desa terindah di dunia ini karena letaknya yang berada di ketinggian 500 hingga 700 meter di atas permukaan laut.
Ketika kami tiba di Nagari Pariangan, saat itu gerimis dan sedikit awan mendung tengah menyapa. Cuaca yang seperti ini justru membuat kami dapat melihat jelas dari atas bukit, dua area terhampar di bawah sana dengan warna langit yang berbeda. Area pertama yang menjadi satu kawasan dengan tempat kami berdiri yaitu Nagari Pariangan terlihat sedikit gelap karena tertutup awan mendung, sedangkan kawasan Ranah Minang lainnya di ujung sana terlihat begitu terang benderang karena langitnya yang cerah. Sebuah kekaguman tersendiri dapat menyaksikan dengan mata telanjang dari ketinggian 500 -- 700 M di atas laut, perbedaan dua kawasan yang sedang digelayuti awan mendung dan yang sedang disinari matahari yang cerah. Wow!
Hamparan pemandangan Ranah Minang memang dapat dengan jelas disaksikan dari atas bukit terindah di dunia yang banyak ditumbuhi pohon-pohon bunga itu. Beberapa area menarik yang memang sengaja disediakan untuk berfoto juga perlu dikunjungi sebagai bukti wisatawan pernah hadir ke desa terindah di dunia ini. Keberadaan sebuah kedai kecil di atas bukit yang menjual makanan serta minuman khas Nagari Pariangan semakin melengkapi indahnya suasana desa terindah di dunia.
Ketika kami tiba di Nagari Pariangan, saat itu gerimis dan sedikit awan mendung tengah menyapa. Cuaca yang seperti ini justru membuat kami dapat melihat jelas dari atas bukit, dua area terhampar di bawah sana dengan warna langit yang berbeda. Area pertama yang menjadi satu kawasan dengan tempat kami berdiri yaitu Nagari Pariangan terlihat sedikit gelap karena tertutup awan mendung, sedangkan kawasan Ranah Minang lainnya di ujung sana terlihat begitu terang benderang karena langitnya yang cerah. Sebuah kekaguman tersendiri dapat menyaksikan dengan mata telanjang dari ketinggian 500 -- 700 M di atas laut, perbedaan dua kawasan yang sedang digelayuti awan mendung dan yang sedang disinari matahari yang cerah. Wow!
Hamparan pemandangan Ranah Minang memang dapat dengan jelas disaksikan dari atas bukit terindah di dunia yang banyak ditumbuhi pohon-pohon bunga itu. Beberapa area menarik yang memang sengaja disediakan untuk berfoto juga perlu dikunjungi sebagai bukti wisatawan pernah hadir ke desa terindah di dunia ini. Keberadaan sebuah kedai kecil di atas bukit yang menjual makanan serta minuman khas Nagari Pariangan semakin melengkapi indahnya suasana desa terindah di dunia.
Minuman kopi kawa ini warnanya tidak hitam pekat dan cenderung encer, namun rasanya begitu nikmat ketika sampai di lidah. Bagi para pecinta kopi mungkin Anda perlu datang ke desa terindah di dunia ini, untuk menikmati kopi kawa langsung di daerah khasnya sambil memandang hamparan Ranah Minang dalam balutan pepohonan yang hijau.
Desa terindah di dunia tidak hanya terdapat di luar negeri saja, namun nyatanya Indonesia juga punya. Terletak di provinsi Sumatera Barat yang banyak menyimpan potensi wisata dan akan menjadi luar biasa jika terus dikembangkan.
#DNU
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H