Lihat ke Halaman Asli

Dewi Nurbaiti (DNU)

Entrepreneurship Lecturer

Di Usia Senja Ia Masih Mengayuh Becak

Diperbarui: 8 Juli 2016   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ini laporan pandangan mata dari suatu tempat. Dilihat oleh mata saya. Terjadi di depan mata saya, yang tanpa sadar membuat bola mata saya berkaca-kaca. Tapi semua berhasil ditutupi karena saya berkaca mata, sehingga bulir air dari mata tak terlalu jelas terlihatnya.

Ia seorang kakek, hendak mengantar seorang ibu beserta seorang anak dengan menumpang becaknya. Suasananya sedang hujan... kakek itu tetap menerima pelanggan.... ia pasti hujan-hujanan.... Bukankah usia senja amat rentan terserang berbagai penyakit? Hiks....

Ya, kakek ini adalah tukang becak... suaranya lirih saat berkata "iya... " yang bermaksud menerima tawaran ibu tersebut.

Dengan langkah gontai, sisa tenaga seadanya, sang kakek mendorong becaknya mendekati calon penumpang... Dengan menahan dingin kakek tersebut membuka jas hujan, lalu mengenakannya... Agar tak terkena air hujan pastinya... tapi hawa dingin malam ini pasti menusuk tubuhnya... Dan itu pasti berefek tidak baik untuk kakek... :(

Kakek, usia yang sudah senja mestinya tinggal menikmati indahnya dunia... menikmati hidup... menikmati hasil jerih payah anak-anaknya.... sudah waktunya istirahat.... memperbanyak ibadah.... walaupun saya percaya setiap kayuhan kaki terhadap becaknya pasti diniatkan untuk ibadah...

Saya hanya berfikir sedikit keras, kemana anak-anak si kakek? Hingga di malam hari yang hujan seperti ini ia masih harus mencari nafkah demi sesuap nasi.... :( Hidupnya terasa tidak adil.... mengapa kakek masih bekerja keras sendirian?

Kepada siapapun yang membaca tulisan ini, saya hanya ingin berbagi dan sama-sama mengingatkan diri agar sebisa mungkin kita memanjakan orang tua kita di usia senjanya. Saat mereka menua, mencari nafkah telah berganti menjadi tugas kita, tidak lagi mereka. Tugas kita adalah membahagiakannya, memperlakukannya bak ratu dan raja. Jangan biarkan mereka masih berkelana di malam-malam buta dan bertarung dengan segala penyakit yang mengincarnya.

Di usianya yang sudah senja, mereka patut bahagia. Dibahagiakan oleh anak-anaknya, dan semua orang yang mengaku mencintainya.

(dnu, ditulis sambil mbrebes mili hiks...., 8 Juli 2016, 19.45 WIB)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline