Lihat ke Halaman Asli

Dewi Nurbaiti (DNU)

TERVERIFIKASI

Entrepreneurship Lecturer

Wahai Wanita, Mengapa Engkau Berseteru?

Diperbarui: 20 Juni 2015   02:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari ini nampaknya sedang hangat-hangatnya perseteruan para istri atau ibu pencari pahala. Singkat saja, bagi istri atau ibu yang bekerja kantoran yang otomatis menghasilkan uang dari jerih payahnya sendiri berpendapat bahwa, ia adalah wanita mandiri yang mampu menghidupi diri sendiri.

Lain lagi bagi istri atau ibu yang aktifitasnya full mengurus rumah tangga, bisa berkata bahwa syurga-lah yang akan menjadi balasan dari peluh, perih dan lelahnya setiap hari.

Namu bagi seorang istri atau ibu yang juga bekerja namun dilakukan dari rumah (berbisnis sendiri) mengatakan bahwa, merekalah yang paling sempurna karena mampu menghasilkan uang sendiri dengan tanpa melalaikan kewajiban mengurus rumah tangga.

Hai girls! Apakah kalian sadar, perhelatan ini sama persis dengan adu argumen para wanita yang baru saja melahirkan! Dimana ada yang bilang jika belum merasakan melahirkan secara normal maka ia belum menjadi wanita yang seutuhnya. Namun apakah kita lupa? Melahirkan secara caesar juga butuh perjuangan! Sama-sama mempertaruhkan nyawa! Dan seharusnya tidak ada istilah “wanita seutuhnya”! Memang ada yang mau dikatakan sebagai wanita yang setengah-setengah??!

Ini masih sama halnya dengan perebutan tahta bagi ibu yang menyusui anaknya dengan yang tidak bisa menyusui. Harus dilihat dengan mata terbuka bahwa ada alasan-alasan yang menyebabkan mengapa seorang wanita harus melahirkan secara caesar dan mengapa seorang wanita tidak bisa meyusui atau memberikan ASI kepada anaknya. Pasti ada alasannya!

Saya sebagai seorang wanita pekerja, istri, ibu, yang melahirkan secara caesar setelah gagal mencoba secara normal, berhasil menyusui anak ke dua hingga 3 tahun setelah hanya 3 bulan saja bagi anak pertama, geram melihat ini semua!

Apakah disadari bahwa;

Seorang wanita pekerja bisa saja mendadak tidak berkah atas semua pendapatan dari pekerjaannya hanya karena ia sombong seolah-olah amat bergengsi karena bisa mencari uang sendiri!

Seorang wanita yang full mengurus rumah tangga bisa saja syurga menjadi jauh darinya karena ia telah riya melalui seluruh keluh kesah pamrihnya kepada siapa saja yang menyapanya.

Dan seorang wanita yang mengurus rumah tangga namun sambil berbisnis dari rumah bisa saja kehilangan cinta dari Allah SWT karena ia jumawa, merasa paling hebat bisa melakukan keduanya.

Sayang lho semua upaya yang berlelah-lelah itu pahalanya bisa musnah seketika dengan tanpa sadar...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline