Lihat ke Halaman Asli

Dewi Nurbaiti (DNU)

TERVERIFIKASI

Entrepreneurship Lecturer

Gadget Meniadakan Relasi Nyata!

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seonggok benda yang amat hebat, bisa mendekatkan yang jauh dan sebaliknya, menjauhkan yang dekat! Lihat saja dewasa ini bagaimana setiap orang terasa hampa hidupnya kalau tidak punya gadget, bahkan hari-harinya menjadi gamang jika tak membawa gadget saat bepergian.

Bisa jadi bagi sebagian orang lebih baik ketinggalan dompet dari pada ngga bawa gadget! Oh my god! Sungguh pesona benda ini benar-benar luar biasa!

Pemandangan yang hampir sama terjadi di setiap sudut kehidupan saat ini. Romantika keluarga mungkin saja makin hari makin terkikis akibat buaian gadget yang tidak ada matinya ini.

Di rumah, seorang pembantu atau yang akrab disapa Asisten Rumah Tangga pun memiliki telepon genggam (HP) yang tidak kalah canggihnya dari sang majikan.

Dalam menjalankan kewajibannya di rumah HP bisa jadi tak lepas dari genggamannya. Sambil menjemur pakaian, sambil memasak atau sambil mencuci baju, disinilah letak kehebatannya akan terlihat. Tangan mencuci/menjemur pakaian/memotong bawang, tapi telinga tertutup rapat oleh earphone. Atau bahkan sambil mengetik sms. Bisa saja. Inilah potret kehidupan nyata saat ini.

Lalu di dalam kendaraan umum, bis kota misalnya, perhatikan saja satu per satu, setiap penumpang menunduk sibuk dengan smartphone-nya masing-masing. Atau bila yang tertidur, tetap saja earphone tertancap manis ditelinganya.

Bagaimana dengan sekumpulan remaja di restoran? Apa yang mereka lakukan usai memesan makanan? Setelah foto-foto, sekejap saja keheningan terjadi. Magnet hebat dari sebuah smartphone begitu kuat menarik masuk seluruh hati dan jiwanya. Menyedihkan.

Bisa jadi tidak ada lagi gelak tawa antar remaja yang biasanya terdengar bergitu riuh, atau diskusi masalah pelajaran yang dulu masih banyak dilakukan pelajar di luar sekolah. Di zaman yang semakin canggih ini kegiatan mulia itu perlahan tergusur.

Lalu, di dalam tempat ibadah. Usai menunaikan ibadah, sambil menunggu teman yang belum selesai, apa yang umumnya dilakukan? Ya, tetap ada saja ada yang sibuk memencet-mencet HP-nya, entah apa yang dicarinya!

Orang tua yang mengasuh anak? Yakin tidak sambil pegang HP? Semoga ya!

Edisi gadget, edisi peniadaan relasi nyata. Dua orang yang duduk berhadap-hadapan kini tidak lagi berbincang, melainkan sibuk menjelajahi dunia dengan kecanggihan smartphone-nya masing-masing.

Memang gadget saat ini telah mengambil bagian yang cukup besar atas aktifitas umat manusia. Jika bisa disikapi dengan baik keberadaan alat komunikasi canggih ini memang sangat membantu kehidupan individu sehari-hari. Semuanya bisa dilakukan dengan mudah, simpel serta mempersingkat waktu. Misalnya untuk wanita yang biasa belanja ke luar rumah, dengan gadget ini bisa dilakukan dari dalam rumah alias belanja online.

Atau mengecek jadwal dokter sebuah Rumah Sakit juga bisa simpel dilakukan melalui gadget, tidak perlu lagi bersusah payah menelepon ke RS yang dimaksud. Tapi semua sekarang sudah bisa secara online.

Kenyataan lain yang entah ini boleh dibilang miris atau justru pengayaan wawasan nan kecanggihan. Anak usia 2 tahun, sudah bisa main tab atau smartphone pipih! Hah! Memang hanya sekedar menggeser-geser layarnya saja, tapi dari mimik mukanya jelas terlihat bahwa adik bayi itu menikmatinya! Menyedihkan! Seusia itu mainannya adalah balon, kerincingan, boneka, atau apapun selain gadget!

Lantas apakabar dengan anak-anak usia diatasnya? Semua menikmati permainan dari barang elektronik itu. Tidak sedikit anak-anak yang masih dalam usia pertumbuhan permainan yang digemarinya saat ini ialah game di gadget. Sambil duduk santai, kepala bersandar bantal, lalu tangan kuat menggenggam tab.

Dimana congklak saat ini? Dimana ular tangga? Apakah mereka kenal permainan halma? Apakah mereka pernah bermain bola kasti? Apakah mereka tau permainan benteng? Entahlah apa jawaban anak-anak itu.

Mengapa merekabisa begitu kencanduan dengan gadget? Marilah kita sebagai orang tua berkaca diri, apa sebenarnya yang telah kita lakukan. Karena sesungguhnya buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Menjalindan memperkuat tali silaturahmi? Ya, ini tepat sekali. Gadgetlah salah satu media yang bisa mewujudkannya. Tapi jangan kebablasan, jangan sampai niat baik itu malah jadi pembuka masalah baru yakni menjauhkan orang yang ada di dekat kita.

Dunia ada digenggaman? Betul sekali. Apa sih yang tidak bisa dengan mudah kita temui melalui sebuah gadget. Mencari informasi apapun semua ada dan bisa didapat dengan mudah berkat si benda canggih ini. Semuanya diciptakan tentu untuk kebaikan.

Ambil positifnya. Karena yang hal buruk bisa saja terjadi dari sesuatu yang baik.

(dnu, 5 Mei 2014, 13.10)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline