Lihat ke Halaman Asli

Dewi Nurbaiti (DNU)

TERVERIFIKASI

Entrepreneurship Lecturer

Petualangan Seru Para Ibu Menyusui

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiap Ibu menyusui (baca : busui) terlebih yang sambil bekerja pasti memiliki kisah unik sendiri-sendiri terkait aktivitasnya memerah ASI (laktasi).

Kisah yang unik tentu menjadi kenangan tersendiri bagi tiap busui. Bisa jadi sampai kapanpun ini adalah salah satu cerita hidup yang paling menarik.

Bagaimana sibuknya saat lari terburu-buru mencari tempat untuk memerah ASI, bagaimana galaunya saat mengetahui stok ASI perah di rumah menipis padahal selera minum adik bayi sedang tinggi-tingginya.

Bagaimana stressnya saat tiba waktunya laktasi tapi masih ada meeting yang tidak bisa ditinggal, bagaimana paniknya saat menghitung pendapatan ASI perah hari ini tidak sebaik hari kemarin.

Hingga hiruk pikuknya perasaan memikirkan berbagai hal yang berhasil bikin stress. And you know what? Pikiran yang stress akan membuat ASI yang keluar semakin sedikit! Huhu...

Nah disinilah kehebatan seorang wanita khususnya busui, yang piawai sekali mengatur hati dan seluruh isi kepalanya. Ditengah pikiran yang merajalela tentang berbagai hal, namun tetap bisa memaintain agar tidak stress sehingga produksi ASI di dalam tubuh tetap berjalan dengan baik.

Dibutuhkan kecanggihan bersandiwara yang nyata, bukan sebatas drama. Bukan pura-pura tidak stress, pura-pura bahagia, atau berlagak semuanya baik-baik saja. Tetapi benar-benar menata seluruh hati dan jiwanya agar segala masalah yang sedang terjadi tidak membuatnya berfikiran berlebihan sehingga mengganggu produksi ASI.

Kalau produksi ASI terganggu, maka anak sendiri yang akan dirugikan. Dan seorang Ibu tidak pernah sekalipun menginginkan anaknya menderita karenanya.

Kumpulan para busui bisa menjadi saudara yang terjalin secara tiba-tiba. Karena seringnya laktasi bersama-sama dan merasakan sedang berjuang dalam hal yang sama. Mereka saling membantu dan memberi semangat, hingga berdiskusi tentang permasalahan anak-anak yang mungkin hal ini tidak mudah dilakukan dengan teman yang tidak seperjuangan.

Tentu jelas tergambar di pelupuk mata para busui, bagaimana serunya memerah asi yang terburu-buru karena kerjaan sudah menunggu. Bagaimana lelahnya para busui yang masih saja memerah ASI tengah malam saat adik bayi sudah terlelap, karena yang ada dibenak hanyalah "stok ASI menipis, harus kejar tayang!". Semuanya demi siapa? Demi si buah hati tentunya.

Kenangan indah lainnya misalnya, bagaimana lucunya para busui mengumpulkan botol kaca bekas sebuah minuman, lalu disteril bersama-sama dan kemudian digunakan untuk menyimpan ASI perah. Bagaimana semangatnya para pejuang ASI saat berlomba-lomba mencapai target ASI perah hari ini... "Wah pendapatan hari ini kurang 40cc lagi nih! Semangat!!!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline