Lihat ke Halaman Asli

DEWINTA ANJELINA GULO

Universtas Katolik Parahyangan

Mendengarkan Aspirasi Masyarakat dalam Meningkatkan Efektivitas Pelayanan Publik di Indonesia

Diperbarui: 1 Juli 2024   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mendengarkan Aspirasi Masyarakat dalam Meningkatkan Efektivitas Pelayanan Publik di Indonesia

Masyarakat memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas pelayanan publik karena partisipasi aktif masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan nyata, memperbaiki kebijakan, dan membangun kepercayaan antara pemerintah dan warga. Masyarakat bukan hanya objek penerima layanan, tetapi juga mitra penting bagi pemerintah dalam menciptakan pelayanan publik yang prima. Dengan mendengarkan aspirasi masyarakat, pemerintah dapat merumuskan kebijakan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 

Membangun mekanisme yang efektif untuk mendengarkan aspirasi masyarakat menjadi landasan penting dalam meningkatkan efektivitas pelayanan publik di Indonesia. Ketika suara rakyat didengar dan diakomodasi, kebijakan atau program publik dapat dirumuskan dengan lebih tepat sasaran dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari contoh-contoh seperti musyawarah desa dan Forum Konsultasi Publik (FKP), yang memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan ide dan masukan mereka terkait dengan kebijakan atau program di tingkat lokal. 

Melalui mekanisme mendengarkan aspirasi masyarakat yang terstruktur dan berkelanjutan, pemerintah dapat mengidentifikasi kebutuhan serta harapan rakyat secara akurat. Kondisi ini selanjutnya menjadi dasar bagi perumusan kebijakan atau program publik yang efektif, seperti pembangunan infrastruktur publik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di daerah terpencil, hingga pengembangan program pendidikan yang berfokus pada peningkatan keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja. 

Penerapan mekanisme mendengarkan aspirasi masyarakat yang berhasil di Indonesia menunjukkan bahwa partisipasi aktif warga dapat secara signifikan meningkatkan efektivitas pelayanan publik. Mekanisme ini memungkinkan masyarakat dapat secara langsung menyampaikan kebutuhan serta aspirasinya kepada pemerintah, sehingga perumusan kebijakan atau program pelayanan publik menjadi lebih tepat sasaran dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. 

Kasus-kasus penerapan mekanisme mendengarkan aspirasi masyarakat yang berhasil di Indonesia, seperti Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes), Forum Konsultasi Publik (FKP), dan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM), menjadi bukti nyata bahwa partisipasi aktif warga dapat secara signifikan meningkatkan efektivitas pelayanan publik. 

Contohnya di Desa Rawasari, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Kepala Desa H. Juber Jaelani mengatakan bahwa Musrenbangdes merupakan wadah penting bagi partisipasi masyarakat dalam menyusun rencana pembangunan desa dan diharapkan seluruh elemen masyarakat aktif menyampaikan ide serta usulan mereka di berbagai sektor melalui Musrenbangdes ini (Webdesaku Rawasari-Plered, 2024). 

Selain itu, Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB, Diah Natalisa, juga mengatakan bahwa pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan secara berkelanjutan serta konsisten melalui partisipasi kolaboratif yang efektif akan mendorong terciptanya inovasi serta peningkatan kualitas pelayanan publik (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 2023). 

Upaya untuk mendengarkan dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat di Indonesia masih terhalang oleh berbagai rintangan dan hambatan yang kompleks. Hal ini terlihat dari minimnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan kurangnya respons pemerintah terhadap keluhan dan masukan dari masyarakat. Contohnya, terdapat kesulitan dalam mengakses informasi publik serta minimnya ruang dialog antara masyarakat dan pemerintah. 

Di sisi lain, terdapat juga kesenjangan antara kebijakan pemerintah dan kebutuhan masyarakat di lapangan. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya yang lebih serius dan berkelanjutan untuk mengatasi rintangan-rintangan tersebut agar aspirasi masyarakat dapat didengar serta ditindaklanjuti dengan baik. 

Meskipun tergolong kategori "baik", efektivitas pelayanan publik di Indonesia masih memiliki ruang untuk ditingkatkan. Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas menyampaikan bahwa hasil Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Penyelenggara Pelayanan Publik (PEKPPP) tahun 2023, Skor Indeks Pelayanan Publik (IPP) Indonesia mencapai 3,88 pada tahun 2023 (Fauziah, 2023). Nilai ini menunjukkan bahwa masih ada beberapa aspek yang perlu dibenahi, seperti kemudahan akses layanan, kecepatan penyelesaian layanan, dan keramahan petugas layanan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline