Lihat ke Halaman Asli

Gaya Hidup Modern di kota Metropolitan

Diperbarui: 4 April 2017   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dikota-kota besar memang sudah tidak asing dengan sajian hiburannya. Kebanyakan orang mempunyai persepsi negatif begitu mendengar kata kehidupan malam kota metropolitan. Memang tidak semua yang masih berada di luar rumah di malam hari melakukan aktivitas yang negatif. Kota-kota yang kerap dijuluki kota metropolitan, punya ciri khas tersendiri dalam gaya hidup dan perilaku masyarakatnya. Gaya hidup yang  khas di kota-kota besar tersebut adalah kehidupan malam. Kehidupan malam memiliki fenomena yang sangat menarik, sehingga tak habis-habisnya untuk diamati, dikaji, dan dianalisa. Berbagai bisnis hiburan pun ada yang mengkhususkan hidup di malam hari seperti kafe, diskotik, klub, karaoke, dan tempat-tempat sejenisnya. Sebagai sebuah hiburan, tempat-tempat tersebut  menyajikan berbagai menu .

Sisi gelap kehidupan malam kota metropolitan yang lebih sering diekspos media yaitu para pekerja sekskomersil yang beraksi di jalan jalan maupun diskotik. Di tempat inilah biasanya musuh besar pemuda pemuda bangsa bersarang, yaitu seks bebas dan narkoba. Gebyar kehidupan malam kota metropolitan seperti ini tentu banyak diminati sekelompok orang yang mencari sebentuk kepuasan pribadi, yang mengiginkan akan kebebasan dari aktivitas rutin sehari-hari. Pada akhirnya tidak jauh dari seks dan uang. Kehidupan semacam ini bisa menjerumuskan dalam satu kehidupan semu dan samar. Di kota metropolitan, aneka warna kesenangan hidup bisa ditemukan di mana-mana, seperti di sejumlah tempat hiburan yang tersebar di setiap sudut kota, untuk kalangan bawah, menengah, sampai kalangan atas.

Bagi mereka yang berduit dan suka memanjakan diri untuk melampiaskan kebebasan seksualnya, kota metropolitan memang segalanya. Akan tetapi, kehidupan seks di koa tersebut sesungguhnya tak lebih sebagai barang semu. Sesungguhnya tak satu pun yang mampu memberikan rasa bahagia kedalaman dalam diri, karena semua itu  ujungnya adalah uang. Rayuan, kemanjaan yang disajikan perempuan-perempuan cantik di sana hanya bagian dari mekanisme pasar.

Hal ini memang dramatis di mana seks dan uang, di dalam dunia malam  kota metropolitan telah dihargai secara nominal dan matematis. Dengan seksualitasnya, manusia memang bisa saja memperoleh gairah untuk menjalani hidup. Namun, bila semua tabu dan norma telah dilanggar bahkan dilupakan, tentu amat sulit untuk membangkitkan kegairahan dalam kehidupan.

Fakta tentang kehidupan seksual di kota metropolitan, jelas tidak akan mampu memberikan makna mendalam bagaimana orang memahami kebutuhan seksnya. Ini  sedikit menggambarkan bahwasanya gaya hidup metropolis ternyata lebih suka memanjakan kenikmatan hidup yang semu ketimbang merefleksikan kehidupan secara mendalam. Kebudayaan mereka ternyata telah dikendalikan oleh nafsu syahwatiah saja norma dan moral (agama maupun sosial) dilanggar dan diabaikan bahkan semuanya terbuka dan bebas. Banyak yang awalnya berniat hanya untuk mencoba namun kemudian tak kuasa menghentikan diri untuk tak mengulanginya lagi. Namun juga banyak yang tak tahu apa-apa, hanya sekedar memenuhi ajakan teman, lalu akhirnya jadi terjerumus. Dan banyak juga yang sudah terjerumus dan mengajak orang lain agar sama-sama hancur. Ditengah perkembangan jaman dan kemerosotan moral, masih ada harapan dengan hadirnya pemuda bangsa yang  berbekal ilmu untuk menyuarakan dan melaksanakan perubahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline