Lihat ke Halaman Asli

Dewi Murniati

Mahasiswa Universitas Terbuka

Perempuan Berkelas

Diperbarui: 24 Maret 2023   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Bertahun-tahun lalu, kaum perempuan telah diangkat derajatnya oleh R.A. Kartini. Pelopor emansipasi wanita, mengangkat kaum perempuan yang dahulu menjadi budak, menjadi kaum paling hina dan tertindas. Kini menjadi kaum dengan semangat tinggi yang tak kalah hebat dengan kaum laki-laki. Banyak kita lihat perempuan muda dengan pendidikan tinggi dan mengantongi berbagai macam prestasi. Orang-orang menyebutnya sebagai alpha woman. Perempuan yang memiliki prinsip, mandiri dan cenderung dominan.

Tapi siapa sangka, jenis perempuan ini seolah menjadi momok menakutkan bagi kaum laki-laki. Mereka menganggap perempuan jenis ini tak memerlukan kehadiran laki-laki. Jika ada laki-laki yang mendampingi perempuan jenis ini, sudah pasti ia akan tertindas, katanya. Jika dipikir secara umum, baik laki-laki maupun perempuan berhak untuk punya cita-cita, bukan? Lalu apa salahnya menjadi perempuan yang sedikit berkelas?

Kita dapat mencontoh aktris multitalenta bernama Maudy ayunda. Perempuan lulusan Oxford University dengan predikat Cumlaude. Perempuan cantik dengan pendidikan tinggi, mampu  berakting, dance bahkan menyanyi. Public sempat dikejutkan pula dengan kabar pernikahannya dengan lelaki berdarah Korea, Jesse Choi. Lelaki yang dinilai sepadan dengan Maudy Ayunda.

Berbicara soal prestasi, tak hanya seputar pendidikan atau medali. Misalnya saja perempuan yang tengah ramai di social media karena kelihaiannya dalam mengurus anak kedua dari pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slafina. Yup, Rini Perdiyanti atau yang kerap disapa Sus Rini. Perempuan yang berprofesi sebagai baby sitter. Lalu apa yang membuatnya terkenal? Sosok perempuan yang mengispirasi para orang tua tentang mendidik seorang anak keciil tanpa harus membentak atau marah-marah seperti ibu pada umumnya. Memiliki banyak pngalaman tentang mengurus anak kecil mengantarkannya pada kesuksesan untuk menghidupi anak-anaknya.

Dua contoh perempuan sukses itu menjadi jawaban, bahwa perempuan dengan pencapaian tinggi bukan berarti tak bisa punya pasangan, pun bukan berarti perempuan arogan dan seenaknya sendiri. Bagi laki-laki, perempuan yang tergolong mandiri mempunyai karakter keras (sulit menerima masukan), tidak mau mengalah dan bersikap seenaknya. Bahkan mereka mengangap perempuan jenis ini dapat menjatuhkan kewibawaan seorang laki-laki, benarkah? Tentu tak sepenuhnya begitu. Sama seperti lelaki, perempuan pun tak semua sama. Terkait sifat keras kepala dan tidak mau mengalah, itu tergantung pada masalah yang mereka hadapi.

Ketahuilah bahwa perempuan merupakan makhluk yang lembut perasaanya. Ketika sudah jatuh hati pada seorang lelaki, perempuan cenderung menggunakan hatinya daripada akalnya. Baik laki-laki maupun perempuan akan melakukan apapun demi menyenangkan hati pasangannya.

Sebagai laki-laki tak perlu membuat stigma negative yang menyudutkan pencapaian perempuan. Jika memang bukan tipe anda, segera tinggalkan. Layaknya laki-laki, perempuan pun mesti memantaskan diri. Memastikan bahwa kita bukan perempuan yang lemah dan mudah dibodohi. Sebab jika benar seorang perempuan itu berkelas, ia akan menyesuaikan diri dengan pasangannya, melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang istri. 

Sebab ilmu yang didapatkan oleh perempuan ini bukan untuk menindas kaum lelaki. Melainkan menunjukkan bahwa ia adalah perempuan yang pantas untuk dijadikan istri. Karena sudah memahami apa saja yang harus ia patuhi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline