Lembut terusap nuansa yang begitu haru
Aku di sini menanti detik-detik untuk bisa bersamamu
Wahai sang pangeran dari negeri seberang
Aku hendak menyuguhkan tarian malam di antara siulan para kumbang
Kembang-kembang beraroma sensual tersemat indah di sela-sela raga
Permata megah menghiasi helai-helai mahkota
Juga ukiran tembaga semakin menguatkan kharisma
Kemarilah kekasih..., nikmatilah geliat setiap sisi wiraga, wirama, wirasa
Aku hendak memanjakan rindu, juga syahdu dari dasar sukma
Kupoles bibir dengan senyuman dibalut tatapan cinta
Kusibakkan jarit dengan alunan kelembutan bak dewi nirwana
Hai..., kaukah itu pangeran yang datang dari dunia para dewa ?
Geliat gemulai manja menyambut hadirnya belahan jiwa
Rayuan tatapanmu meluluhkan nuansa yang sedari tadi membisu
Aku di sini menatapmu tanpa ragu
Bersiap mengajakmu, tenggelam dalam kidung asmaradana di tepi bengawan rindu
Jakarta, 6 mei 23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H