Lihat ke Halaman Asli

Putri Dewi

Pengajar, Penari dan penulis puisi

Sang Dedari Pagi

Diperbarui: 5 Mei 2023   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:www.pixabay.com

Bayangan hitam menghantam ruas-ruas hati yang sedang berharap
Lumpuh seketika bak elang yang terjerumus dalam kabut yang pengap
Lesu... tertunduk hampa di ujung ruang
Ohhhh..., dingin mencekam, mengikis tulang-tulang

Jeritan jiwa meretakkan dinding-dinding air mata
Meledakkan isak tangis sebagai sebuah tanda
Tanda dari sebuah rasa yang dianggap sia-sia
Juga rasa yang tak lagi mampu menyelesaikan jalan cerita

Terdiam dalam langkah yang baru saja terhenti
Oleh air mata dan juga keretakan hati
Sebagai awal mula datangnya bisikan dari dalam diri
"Akulah yang kau cintai"

Ahhh..., hapus air mata dan berkemaslah !
Waktunya kau berangkat bersama sang dedari pagi pembawa berkah
Penganyam senyum dan pemulih luka
Yang selalu berkata, "tuang gelasmu dulu, sebelum gelas mereka"

Jakarta, 5.5.23

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline