Lihat ke Halaman Asli

Putri Dewi

Pengajar, Penari dan penulis puisi

Puisi: Persembahan Aroma Alam kepada Malam

Diperbarui: 23 Juli 2020   14:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.pixabay.com

Aroma itu datang bersama riuhnya serpihan hujan.
Yang sengaja membangunkan bunga sedap malam untuk menyatakan tugasnya.
Meski ia malu-malu menengadah,
namun ia merasakan kehangatan.
Lalu menggapai tangan untuk berdiri mengibaskan mahkota.

Aroma itu menghampiri rerumputan yang telah menguning.
Menyentuh tepi-tepi daun, sambil membisikkan kata-kata mesra.
Ia menjadi ranum berkilauan oleh karenanya.
Dan tak perlu menunggu lama untuk berbunga-bunga.

Ia begitu wangi berpadu dengan kayu-kayu tipis pencetah getah.
Melegakan petani kala bermalam demi sebuah berkah.
Sambil menerpa dedaunan kering yang berkeliaran, membentuk payung-payung perteduhan.
Yang menjadi cerita bagi serangga-serangga.

Kini, aroma itu telah usai mempersembahkan kepada malam.
Sebuah wewangian yang penuh cerita.
Yang membebaskan segala rasa dari belenggu.
Lalu melebur bersama nafas semesta.

Yogya, 23 Juli 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline