Perjalanan telah usai.
Kau telah melipat rapi lembaran-lembaran indah.
Kala itu, kau menitipkan satu sajak.
Di mana sajak itu menghidupkan rohku.
Kau pun membisikkan padaku,
kesempurnaan puisi yang dihiasi karangan bunga.
Dan aku merangkainya dengan khidmat.
Demi puisi-puisi yang menyegarkan jiwa.
Kala itu kau pernah mengobatiku,
karena aku terperosok oleh kata-kataku.
Lalu sajakmu membangkitkanku.
Meski terluka, aku mencoba merangkai aksara.
Jejak istimewa kau tinggalkan bersama kotak emas di sampingku.
Terlipat, terbungkus oleh pita putih.
Yang sewaktu-waktu kubuka lagi kala kau hadir dalam jiwa.
Sekarang, terbanglah bersama puisi-puisi yang telah dirangkai menjadi sayap indahmu.
Untuk Alm. Bapak Sapardi Djoko Damono.
Yogya, 19 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H