Lihat ke Halaman Asli

Putri Dewi

Pengajar, Penari dan penulis puisi

Cerpen: Senja di Pantai Selatan

Diperbarui: 12 Juni 2020   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

Dokumen

Hufff... Akhirnya. Sampai juga aku di tepi pantai. Tak kupungkiri memang, angin pantai selatan membawaku seolah terbang tanpa ingat harus mendarat lagi.

Sore ini aku kembali mengayuh sepedaku sampai pantai selatan dengan Ibuku. Rupanya dia masih kuat juga mengayuh sepeda selama satu jam lebih. Senyumnya menyapa ombak-ombak kecil yang bersuara nyaring indah.

"Wah..., capek juga ya. Seneng deh rasanya bisa sepedaan sampai sini. Hufff... " Kata Ibu sambil gerak senam kecil.

"Masih kuat juga ya. Udah umur masih oke banget tenaganya." Kataku.

"Yeee.... Jangan ngejek dong. Fisik masih oke nih." Katanya dengan genit. Aduh, memang genit sekali perempuan yang mendatangkanku ke dunia ini.

"Eh..., warung mana ya?. Sore-sore gini wajib ngeteh nih." Katanya.

"Yuk...!. Sukur-sukur ada jagung bakar juga." Kataku sambil dorong sepeda ke arah warung-warung.

"Nak, kita bawa makanan banyak lho. Masa masih mau beli jagung bakar sih?."

"Aduh, Mama. Sampai pantai gini enaknya jagung bakar lah.! "

"Ini ada lemper, resoles, tahu bakso, putu ayu, pukis....."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline